Luhut Jajaki Kerja Sama Pertahanan dan Kereta Api dengan Afrika
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rahma Tri
Rabu, 21 Agustus 2019 11:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang juga Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur Indonesia - Afrika melakukan rangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa negara Afrika pada ajang Indonesia - Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 di Nusa Dua, Bali.
Dalam kesempatan itu, Luhut sempat mengadakan pertemuan bilateral dengan delegasi negara Guinea Ekuatorial yaitu Menteri Pertahanan Leandro Ncogo serta Menteri PUPR Diosdado Nsue Medja. Dalam pertemuan ini Menteri Ncogo menyampaikan keinginan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia.
“Kami ingin bekerja sama, terutama untuk bidang pertahanan seperti pengadaan Seragam Militer, serta Alutsista. Dan kami akan mengirim para dokter serta tenaga medisnya untuk mengadakan pelatihan ke Indonesia," ujar Menteri Ncogo seperti dikutip dalam keterangan tertulis Kementerian Koordinator Kemaritiman, Rabu, 21 Agustus 2019. Ncogo berjanji untuk mengirim timnya bulan depan untuk menjajaki kerjasama ini lebih jauh.
Sementara itu Menteri Medja mengundang Indonesia untuk menggarap proyek infrastruktur transportasi di negaranya seperti kereta api. Mengenai peluang itu, Luhut menyambut baik karena menurutnya, negara ini walaupun tidak besar tetapi memiliki potensi karena menjadi penghasil minyak nomor dua terbesar di Afrika.
Tawaran kerja sama juga datang dari Menteri Ekonomi Madagaskar Richard Randriamandrato. Ia mengatakan negaranya ingin mencari kesempatan bekerja sama dengan Indonesia setelah sebelumnya beberapa negara lain juga telah berinvestasi di Madagaskar, seperti Cina dan India.
<!--more-->
Dalam kesempatan bilateral lainnya, Luhut bertemu dengan Utusan Khusus (Utsus) Uni Afrika Bidang Infrastruktur, Raila Amolo Odinga. Menurut Menko Luhut, Uni Afrika dapat menjadi pintu bagi banyak peluang kerjasama dengan negara-negara anggotanya,
Odinga mengatakan Uni Afrika memang berperan untuk mengharmonisasikan pembangunan infrastruktur di antara negara-negara anggotanya yang berjumlah 54 negara. “Kami mengundang perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, jalur kereta api. Serta juga di bidang industri seperti industri petrokimia, tembaga, aluminium, obat-obatan dan lain-lain,” ujar Odinga.
Menurut Luhut, kedua belah pihak harus cepat bekerja karena banyak perusahaan-perusahaan Indonesia yang tertarik berinvestasi di Afrika seperti perusahaan-perusahaan energi dan infrastruktur. Namun, masih ada hal-hal yang belum berjalan mulus.
Ketika ditanya wartawan tentang kemungkinan lemahnya kemampuan finansial dari negara-negara Afrika, Luhut mengatakan tentunya ada proses penjajakan dahulu untuk melihat kemampuan mereka. “Tentunya tidak akan asal saja, kami akan melakukan penjajakan lebih dahulu. Tapi yang sangat saya apresiasi adalah karena confidence mereka dengan Indonesia. Itu yang penting sih. Jujur saja dalam hal ini saya sangat surprise," kata dia.
CAESAR AKBAR