Sri Mulyani: Kebijakan The Fed Akan Pengaruhi Asumsi Makro 2020

Selasa, 20 Agustus 2019 16:22 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Ignite The Nation di Jakarta, Minggu, 18 Agustus 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati mengatakan perubahan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed pada 2020 dapat berpengaruh pada asumsi moneter Indonesia. Ia mengatakan asumsi makro yang dirancang pemerintah untuk tahun depan mengacu pada kondisi keekonomian saat ini.

“Kita tak tahu apakah mereka (The Fed) akan melakukan lagi (penurunan suku bunga), ini akan sangat menentukan pelemahan ekonomi dunia berlanjut atau membaik 2020,” ujar Sri Mulyani saat ditemui seusai rapat paripurna di kompleks DPR Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Agustus 2019.

The Fed sebelumnya menurunkan suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2008. Pada 31 Juli lalu, The Fed menurunkan suku bunga 25 basis poin lantaran adanya kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan, ekonomi global, dan tekanan inflasi.

Sri Mulyani mengatakan respons The Fed setelah kebijakan penurunan bunga mesti diantisipasi. Ia mengatakan bank sentral Amerika Serikat itu tersebut saat ini belum memberikan kepastian bakal menurunkan suku bunga kembali atau tidak. Bila yang terjadi adalah sebaliknya, Sri Mulyani mengatakan kondisi ini akan menimbulkan ketidakpastian.

“Kita lihat kenaikan suku bunga di 2018 itu setelah capital outflow menimbulkan anxiety atau ketidakpastian. Sekarang ini dampaknya terlihat di 2019,” kata Sri Mulyani.

Advertising
Advertising

Adapun faktor kedua yang memukul kondisi global saat ini adalah ketegangan perang dagang yang meningkat antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, Cina. Perjanjian yang masih alot antar-kedua negara akan berimbas pada kenaikan tarif hingga perubahan sejumlah indikator dan persayaratan perdagangan.

Sri Mulyani mengatakan, pengaruh perang dagang yang paling tajam bakal terasa untuk industri adalah manufaktur. “Ini keliatan di PMI (Purchasing Managers Index) dari China yang mengalami pelemahan,” ujarnya.

Tak hanya persoalan perdagangan, Sri Muyani mengatakan kondisi global terpapar adanya kondisi politik di Hongkong dan Argentina yang berujung pada ketidakpastian. Ia berharap kebijakan moneter nantinya bakal membalikkan situasi saat ini sehingga meningkatkan optimisme global.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

15 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

19 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

19 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

3 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya