Mendag Sebut Indonesia Kalah dengan 3 Negara ASEAN karena Telat..

Senin, 19 Agustus 2019 14:05 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani, Anggota II BPK Agus Joko Pramono, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat akan menerima LHP atas laporan keuangan 2018 di Gedung BPK, Jakarta, Rabu, 12 Juni 2019. Predikat tersebut menjadi tiga kali berturut turut sejak tahun 2016. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan Indonesia kalah dengan tiga negara di ASEAN dalam menjalin kerja sama perdagangan untuk kepentingan ekspor, khususnya non-migas. Mendag menyebut Indonesia ketinggalan dengan Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

"Mari kita jujur dan kita juga sudah ditegur Presiden (Joko Widodo) bahwa kita ketinggalan dengan Vietnam dan Malaysia karena mereka lebih dulu bikin perjanjian perdagangan (dengan negara tujuan ekspor)," ujar Enggar saat ditemui seusai diskusi Standard Chartered Bank bertajuk CEO Connect di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2019.

Menurut Enggar, Indonesia baru bergiat menjalin kerja sama perdagangan dalam 10 tahun terakhir. Akibatnya, saat ini Indonesia kehilangan pasar. Enggar memberi contoh Indonesia saat ini ketinggalan dengan Malaysia yang lebih dulu menjalin perjanjian dengan India dan Turki.

Indonesia juga kalah dengan Vietnam untuk menjalin market share dengan Cina yang memiliki pasar ekspor kuat ke Amerika Serikat. Enggar menyebut, kondisi ini menyebabkan Vietnam dan Malaysia dapat memanfaatkan situasi perang dagang Amerika Serikar dan Cina dengan optimal.

"Mereka (Cina) banyak sekali yang relokasi industrinya (ke Vietnam dan Malaysia) dan sekarang kita harus tangkap itu," ujarnya.

Enggar mengakui Indonesia sulit mengejar ketertinggalan itu. Apa lagi, saat ini Vietnam dan Malaysia berhasil memperoleh tarif dagang lebih rendah ketimbang Indonesia. "Kita mau berkompetisi tarif mereka juga sulit karena mereka sudah lebih rendah dibanding kita kan," ujarnya.

Sementara itu, dengan Thailand, Indonesia kalah dari sisi teknologi, khususnya di bidang ekspor produk pertanian. "Kalau kita bicara kelengkeng, contohnya, kita mau (bersaing) dengan Thailand sulit," ucapnya.

Enggar juga mengakui ekspor walet Indonesia jauh lebih tertinggal ketimbang Thailand lantaran tidak memiliki manajemen yang baik, khususnya dalam mengawasi penjualan ilegal. "Sarang walet kita baru 70 juta kilogram (per tahun). Sedangkan yang ilegal banyak," ucapnya.

Enggat memprediksi target ekspor Indonesia untuk sektor non-migas sampai akhir 2019 ini hanya akan tumbuh 8 persen atau US$ 175 juta. Target ekspor tahun ini jauh lebih rendah ketimbang target pertumbuhan ekspor tahun lalu.

Pada 2018, pemerintah menargetkan ekspor tumbuh sebesar 11 persen. Namun, karena faktor eskalasi perang dagang, realisasi pertumbuhan ekspor hingga pengunjung tahun lalu hanya mencapai 6,7 persen atau menjadi US$ 167,8 juta dari 2017 yang sebesar US$ 153 juta.

Mendag mengatakan, sepanjang 2019, ada enam produk ekspor yang akan diprioritaskan digenjot. Di antaranya mabel dan produk kerajinan dari kayu, makanan dan minuman, tekstil, otomotif; elektronik, dan produk-produk kimia.


Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

4 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Tepis Larangan Warung Madura Buka 24 Jam

5 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Tepis Larangan Warung Madura Buka 24 Jam

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menepis isu pelarangan operasional warung madura selama 24 jam.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

5 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

9 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

10 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

10 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

15 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

18 hari lalu

ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

ASEAN dan Australia memperingati 50 tahun pertemuan pertama antara Sekretaris Jenderal ASEAN dan para pejabat Australia pada 16 April

Baca Selengkapnya

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

25 hari lalu

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.

Baca Selengkapnya

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

28 hari lalu

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.

Baca Selengkapnya