Peluang Penurunan Suku Bunga Terbuka, BI: Tunggu Timing

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Rahma Tri

Senin, 12 Agustus 2019 11:12 WIB

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo memberikan keterangan kepada wartawan saat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuannya atau BI 7-Day Reverse Repo Rate 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen menjadi 5,5 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan bahwa ruang bank sentral untuk menerapkan pelonggaran moneter khususnya untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan, masih terbuka. Meski ada ruang, kata Dody, Bank Indonesia masih menunggu timing (waktu tepat) terkait kebijakan tersebut.

"Apakah ada ruang? Gubernur Bank Indonesia juga sudah mengatakan bahwa ruang itu ada, tinggal nanti timingnya. Timing jadi penting karena di sini kita harus melihat bagaimana risiko yang kami harus perhatikan ke depan," kata Dody kepada media di Gedung Thamrin, Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin 12 Agustus 2019.

Dody menjelaskan, risiko tersebut harus dihadapi, khususnya dari kondisi global. Salah satunya adalah kondisi perang dagang yang masih belum memperlihatkan potensi penyelesaian antara Cina dengan Amerika Serikat.

Menurut Dody, perhatian kepada kondisi global penting karena hal itu pasti mempengaruhi kondisi ekonomi domestik. Dia mengatakan penurunan tingkat suku bunga tersebut juga jangan sampai membuat target pencapaian pemerintah dan Bank Indonesia terkendala.

"Masalah timing kapan turunkan suku bunga akan kita lihat, seandainya tidak membawa risiko yang berakibat kepada pencapaian target kita menjadi terkendala. Misalnya rupiah yang menjadi tidak stabil, itu yang kami hindarkan," kata Dody.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelumnya telah mengatakan bahwa bank sentral masih membuka peluang untuk menerbitkan kebijakan moneter yang akomodatif. Di antara bentuk kebijakan tersebut yaitu penurunan dan pelonggaran likuiditas perbankan. “Timing-nya seperti apa, kami kaji bulan per bulan,” kata Perry dalam keterangan di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat, 9 Agustus 2019.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menyarankan agar Bank Indonesia (BI) menurunkan kembali suku bunga acuannya di tahun ini. Menurut dia, penurunan suku bunga acuan sejalan dengan arah kebijakan BI yang kini cenderung melonggar. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed juga sudah memangkas suku bunga acuannya beberapa waktu lalu.

“Menurut saya tidak ada alasan lagi BI pertahankan suku bunga di 5,75 persen. Saya kira harus turunkan lagi,” katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu 7 Agustus 2019. Tauhid mengatakan dengan kebijakan BI yang cenderung melonggar diharapkan dapat meningkatkan laju investasi dan sektor ekspor.

DIAS PRASONGKO | FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya