Triwulan II 2019, BI: Rp 40 T Uang TKI Pulang ke Tanah Air

Sabtu, 10 Agustus 2019 10:04 WIB

Tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal yang bekerja di Negeri Sabah dipulangkan pemerintah Malaysia berbaris saat pemeriksaan barang bawaan di xray bea cukai Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, 1 April 2016. Sebanyak 122 TKI ilegal kembali dipulangkan. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencatat jumlah uang yang dikirimkan oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Indonesia meningkat 6,8 persen quarter-to-quarter (qtq) dan 2,3 persen year-on-year (yoy) sepanjang April hingga Juni 2019. Peningkatan ini membuat neraca pendapatan sekunder sepanjang triwulan II 2019 mengalami surplus sebesar US$ 2,1 miliar atau setara Rp 29,6 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS).

“Meningkat dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya maupun triwulan II 2018,” tulis pihak BI dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 9 Agustus 2019. Di triwulan I 2019, neraca pendapatan sekunder hanya mengalami surplus US$ 1,9 miliar

Dari data sementara BI, jumlah uang yang masuk atau penerimaan remitansi dari PMI ini mencapai kisaran US$ 2,9 miliar atau setara Rp 40,8 triliun. Sementara pembayaran yang dilakukan keluar negeri mencapai sekitar US$ 800 juta. Sehingga, kisaran surplus pun mencapai angka sekitar US$ 2,1 miliar.

Dari catatan BI, penerimaan remitansi tertinggi berasal dari pekerja Indonesia yang bekerja di Asia Pasifik dengan jumlah sekitar US$ 1,8 miliar. Rinciannya yaitu dari Malaysia sebesar US$ 800 juta, Taiwan sebesar US$ 400 juta, dan Hong Kong sebesar US$ 300 juta. Lalu diikuti dengan pekerja yang bekerja di Timur Tengah dan Afrika sebesar US$ 1,1 miliar.

Hingga triwulan II 2019, BI menyatakan ada 3,7 juta pekerja migran di luar negeri. Jumlah ini meningkat 0,9 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. 51,4 persen pekerja ini mencari nafkah di Malaysia dan 25,7 persen di Arab Saudi.

Advertising
Advertising

Lalu berdasarkan data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), 3,7 juta ini tersebar, 71,1 persen di Asia Pasifik, meningkat dari triwulan I 2019 yang sebesar 69,9 persen. Lalu, 28,8 persen bekerja di Timur Tengah dan Afrika, turun dari triwulan I 2019 yang sebesar 29,3 persen.

Secara lebih luas, uang dari para TKI inilah kemudian yang mendorong surplus neraca pendapatan sekunder. Surplus neraca sekunder ini mendorong surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang menjadi salah satu penentu defisit atau surplus transaksi berjalan. Namun pada triwulan II 2019 ini, transaksi berjalan kembali mengalami defisit sebesar US$ 8,4 miliar atau menyamai batas aman 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

30 menit lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya