Efek Perang Dagang, Investasi Portofolio ke Indonesia Berkurang

Jumat, 9 Agustus 2019 14:48 WIB

Kapal Perang AS dan Jepang menggelar latihan perang bersama di Laut Cina Selatan di tengah ketegangan perang dagang AS dan CIna pada Jumat, 31 September 2018. Express.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Perang dagang Amerika Serikat dengan Cina masih menjadi sebab melemahnya kondisi makro Indonesia. Bank Indonesia (BI) menyatakan neraca transaksi modal dan finansial sepanjang triwulan II 2019 mencatatkan surplus sebesar US$ 7,1 miliar atau setara 2,5 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Akan tetapi, surplus ini berkurang dibandingkan triwulan I 2019 yang mencapai US$ 9,9 miliar.

“Arus masuk investasi portofolio dalam bentuk instrumen ekuitas dan Surat Utang Negara (SUN) berkurang,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Wijanarko dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 9 Agustus 2019.

Onny menyebut, berkurangnya surplus transaksi modal dan finansial ini disebabkan oleh faktor ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang masih berlanjut. Imbasnya, perekonomian global masih diliputi oleh ketidakpastian. Sehingga, dampaknya muncul pada surplus neraca transaksi modal dan finansial yang lebih rendah.

Di saat yang bersamaan, surplus transaksi ini juga tak kuat untuk menopang defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD). Sehingga pada triwulan II 2019, BI mencatat CAD pada periode ini meningkat, dari US$ 7,0 miliar atau 2,6 persen dari PDB pada triwulan 1 2019, menjadi menjadi US$ 8,4 miliar atau 3 persen dari PDB.

Onny melanjutkan, jika dilihat lebih luas, surplus transaksi modal dan finansial sepanjang semester I 2019 mencapai US$ 17 miliar. Capaian ini meningkat dibandingkan semester I 2018 yang sebesar US$ 5,3 miliar. “Kondisi ini mencerminkan positifnya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian nasional,” kata dia.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) sebelumnya menyatakan saatnya BI melakukan pelonggaran moneter. Alasannya Indonesia tengah menikmati peningkatan aliran modal masuk dari investasi portofolio dengan total akumulasi aliran modal masuk sekitar US$5 miliar sejak Mei 2019.

"BI membeli sebagian besar dari dolar AS ini; posisi cadangan devisa pada Juni 2019 meningkat menjadi US$123,8 miliar. Rupiah menguat dari Rp 14.400 pada pertengahan Mei hingga Rp 14.100 saat ini," demikian dalam keterangan BI dikutip dari bisnis.com.

Salah satu bentuk pelonggaran moneter ini adalah berupa penurunan suku bunga acuan. BI telah mengumumkan penurunan suku bunga acuan pada 18 Juli 2019 lalu dari 6 persen menjadi 5,75 persen. Meski begitu, Gubernur BI Perry Warjiyo telah memberi isyarat bahwa suku bunga acuan ini kemungkinan akan kembali berpeluang untuk turun.

Simak berita tentang perang dagang hanya di Tempo.co

FAJAR PEBRIANTO / BISNIS

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

3 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

4 jam lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

20 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

1 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

2 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya