Perang Dagang AS-Cina Bisa Memicu Gelombang PHK

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Kamis, 8 Agustus 2019 10:41 WIB

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Businessturkeytoday.com/

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan dan asosiasi perdagangan Amerika Serikat mungkin terpaksa harus mengurangi jumlah pekerjanya, menyusul tak kunjung redanya perang dagang AS-Cina. Tingginya tarif impor untuk produk Cina yang ditetapkan Presiden Donald Trump membuat sejumlah perusahaan kesulitan mendapatkan komponen atau bahan baku untuk produksinya.

Sampai saat ini, sejumlah perusahaan AS yang membutuhkan produk Cina masih berusaha untuk bernegosiasi dengan pemerintah AS. Mereke meminta agar produk yang mereka butuhkan untuk produksi dapat dicabut dari daftar tarif potensial.

Daftar barang yang diusulkan, yang diterbitkan USTR pada pertengahan Mei 2019, termasuk produk konsumer seperti telepon pintar, laptop, pakaian dan mainan.

CEO Basic Fun! Jay Foreman, sebuah perusahaan mainan di Florida, mengatakan bahwa dia tidak memiliki pilihan lain selain mengurangi jumlah pekerja dengan persentase yang sama seperti besaran tarif untuk menjaga bisnis.

"Di sini, kami tidak memproduksi mainan menggunakan tenaga makhluk ajaib seperti peri dari Kutub Utara. Pekerja AS merancang, mengembangkan, menjual, mengirim dan mengangkut mainan kami," ujar Foreman, seperti dikutip Bloomberg, Kamis 8 Agustus 2019.

Advertising
Advertising

Adapun penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow pekan ini mengisyaratkan tarif dapat dibatalkan sebelum 1 September. Asalkan, Beijing menunjukkan niat baik untuk membeli hasil pertanian Amerika dan kembali ke meja perundingan.

"Presiden dan tim kami merencanakan kunjungan ke Cina pada September. Progress menuju kesepakatan yang baik akan sangat positif dan mungkin mengubah situasi tarif. Tapi, mungkin juga tidak," ujar Kudlow.

Sebelumnya, Pemerintahan Trump mempercepat proses finalisasi daftar impor China senilai US$300 miliar yang rencananya menjadi target tarif baru dalam beberapa pekan ke depan. Langkah ini di ambil setelah perusahaan AS memohon agar terhindar dari kebijakan tarif terbaru.

Perang dagang kedua negara yang tak kunjung reda ini juga telah membuat bursa saham Wall Street rontok. Tak pelak sekitar 500 orang terkaya di dunia terdampak dan kehilangan total Rp 1.638 triliun dalam sehari karena nilai sahamnya berguguran di Wall Street.

BISNIS

Berita terkait

MG Sambut Baik Kebijakan Insentif Mobil Listrik CBU dan CKD

10 Januari 2024

MG Sambut Baik Kebijakan Insentif Mobil Listrik CBU dan CKD

MG menyambut baik pemberian insentif impor berupa pembebasan tarif bea masuk dan pajak penjualan barang mewah untuk mobil listrik CBU dan CKD.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tetapkan Insentif untuk Mobil Listrik CBU dan CKD

9 Januari 2024

Pemerintah Tetapkan Insentif untuk Mobil Listrik CBU dan CKD

Pemerintah resmi menetapkan insentif impor berupa pembebasan tarif bea masuk dan pajak penjualan barang mewah untuk mobil listrik CBU dan CKD

Baca Selengkapnya

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

6 Desember 2023

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

Sri Mulyani mengatakan telah terjadi perubahan cara pandang dalam memandang proses hubungan internasional, perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Atur Tarif Impor Sepeda, Jam Tangan, Kometik dan Besi Baja, Berapa Besarannya?

13 Oktober 2023

Sri Mulyani Atur Tarif Impor Sepeda, Jam Tangan, Kometik dan Besi Baja, Berapa Besarannya?

Aturan yang diteken Sri Mulyani Indrawati mengatur tentang Ketentuan Kepabeanan, Cukai, dan Pajak atas Impor dan Ekspor Barang Kiriman.

Baca Selengkapnya

Jurnalisnya Ditahan di Cina, PM Australia Bersiap ke Beijing

25 Juni 2023

Jurnalisnya Ditahan di Cina, PM Australia Bersiap ke Beijing

Perdana Menteri Australia segera bertolak ke Cina untuk membahas hubungan bilateral kedua negara.

Baca Selengkapnya

Filipina Hapus Tarif Impor Kendaraan Listrik, Indonesia Kapan?

25 November 2022

Filipina Hapus Tarif Impor Kendaraan Listrik, Indonesia Kapan?

Konsumen Filipina membayar Rp 329 juta hingga Rp 768,5 juta untuk membeli kendaraan listrik. Subsidi pembelian di Indonesia tengah digodok.

Baca Selengkapnya

IK-CEPA Diprediksi Genjot Industri Otomotif Indonesia dan Korea Selatan

19 Oktober 2022

IK-CEPA Diprediksi Genjot Industri Otomotif Indonesia dan Korea Selatan

Penghapusan tarif 5 persen terhadap produk otomotif saat IK-CEPA berlaku membuat harga banyak komponen kendaraan lebih kompetitif

Baca Selengkapnya

Bahlil Paparkan 4 Goncangan Global Ancam Perekonomian Indonesia Sejak 2018

5 Oktober 2022

Bahlil Paparkan 4 Goncangan Global Ancam Perekonomian Indonesia Sejak 2018

Menteri Bahlil menyatakan sedikitnya ada empat goncangan global yang mengancam perekonomian Indonesia terjadi dalam kurun 2018 hingga 2022.

Baca Selengkapnya

Sebut Kondisi Global Sangat Gelap, Bahlil Uraikan Banyaknya Fakta Ketidakpastian

4 Oktober 2022

Sebut Kondisi Global Sangat Gelap, Bahlil Uraikan Banyaknya Fakta Ketidakpastian

Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Bahlil Lahadalia mengungkapkan kondisi global saat ini sangat gelap.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Gratiskan Bea Masuk Impor Kendaraan Listrik IKD, Ini Tujuannya

4 Maret 2022

Pemerintah Gratiskan Bea Masuk Impor Kendaraan Listrik IKD, Ini Tujuannya

Disediakan sejumlah insentif untuk mempercepat program kendaraan listrik, baik insentif fiskal maupun nonfiskal bagi pabrikan dan konsumen.

Baca Selengkapnya