Biodiesel CPO RI Kena Bea Tambahan di Eropa, Malaysia Diuntungkan

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Rabu, 31 Juli 2019 12:44 WIB

kelapa Sawit

TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan Uni Eropa terhadap produk biodiesel dari Indonesia dinilai lebih besar ketimbang kepada Malaysia yang sesama produsen minyak kelapa sawit (CPO). Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan, tekanan tersebut salah satunya akan berdampak kepada kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan.

“Tahun ini tambahan produksi CPO kita akan mencapai 4 juta ton, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya hanya 2 juta ton. Tanpa ada pasar ekspor yang besar atau konsumsi domestik yang tinggi, tentu kondisi ini akan menjadi beban bagi kita,” ujarnya, kepada Bisnis, Senin 29 Juli 2019.

Joko mengatakan, kelebihan produksi CPO pada tahun ini disebabkan oleh penambahan jumlah tanaman dan lahan sawit yang dilakukan dalam 10—15 tahun lalu. Indonesia, menurutnya, terbilang ekspansif dibandingkan Malaysia dalam menambah luasan dan jumlah tanaman sawit.

Malaysia selama ini sangat terbatas dalam menambah luasan dan jumlah tanaman sawitnya, lantaran ketersdiaan lahannya mulai tergerus oleh kebutuhan perumahan. Akibatnya, kondisi kelebihan stok di Malaysia tidak setinggi Indonesia.

“Berkaca pada kondisi itu, dengan skema Renewable Energy Directive II yang diterapkan UE kepada Malaysia dan Indonesia, tentu dampaknya akan lebih besar kepada kita. Sebab beban volume CPO Indonesia yang bisa tak tersalurkan melalui ekspor ke Eropa akan lebih besar. Belum lagi saat ini kita juga akan dihambat ekspor biodieselnya oleh UE,” Joko menambahkan.

Advertising
Advertising

Untuk itu, Gapki mendesak agar pemerintah lebih agresif dalam melakukan perjanjian dagang dengan negara mitra yang melibatkan biodiesel dan CPO sebagai komoditas yang dikerjasamakan. Menurut Joko, Indonesia tertinggal dari Malaysia dalam memanfaatkan CPO sebagai produk pertukaran komoditas yang dilonggarkan bea masuknya di negara mitra dagang.

BISNIS

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

3 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

3 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

37 hari lalu

Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

Jokowi akan menggunakan taktik mengulur-ulur waktu untuk melawan larangan hilirisasi nikel oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

40 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

42 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Perdagangan Unair Dukung Pembatasan Barang Impor Penumpang, Ini Alasannya

45 hari lalu

Pakar Hukum Perdagangan Unair Dukung Pembatasan Barang Impor Penumpang, Ini Alasannya

Pakar hukum pidana Universitas Airlangga (Unair) mendukung pembatasan barang impor penumpang.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

49 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

49 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

51 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

51 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya