Bos Nexmedia: TV Berbayar Vs Layanan Streaming Makin Ketat

Selasa, 30 Juli 2019 16:53 WIB

Perangkat hiburan mobil NexDrive dari Nexmedia. TEMPO/Praga Utama

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Mediatama Anugerah Citra atau Nexmedia Junus Kuswara menyatakan bahwa kompetisi atau persaingan antar operator di industri TV berbayar makin ketat. Dia mengatakan, ketatnya kompetisi ini terjadi antara TV berbayar dengan layanan berbasis internet atau streaming.

"Memang kompetisi semakin ketat antar operator TV berbayar dengan platform TV yang berbasis internet atau layanan streaming," kata Janus kepada Tempo, Selasa 30 Juli 2019.

Dia mengatakan, ketatnya kompetisi antar operator TV berbayar dengan platform berbasis internet ini direspons perusahaan dengan mengeser model bisnis mereka. Salah satunya, Nexmedia ikut pula membuat layanan lewat platform internet yang juga dikenal dengan istilah over the top (OTT).

Karena itu, pada 1 September 2019 mendatang Nexmedia berencana menghentikan layanan TV berbayar. Junus mengatakan penghentian ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk mengkonsolidasikan seluruh layanan yang dimiliki Nexmedia. "Untuk mengeser model bisnis itu, saat ini masih on progress, salah satunya lewat OTT," kata Junus.

Junus juga mengatakan, rencana perusahaan yang memutuskan untuk mengkonsolidasikan pelayanan content/siaran berbayar telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Salah satunya perusahaan, kata Junus, telah memperkenalkan layanan berbayar lewat subscription melalui platform OTT Vidio Premier.

Perusahaan, kata dia, yakin bahwa layanan melalui OTT merupakan platform yang lebih tepat. Khususnya untuk memberikan berbagai layanan kepada pengguna dengan jangkauan yang makin mudah, apalagi dengan akses layanan internet di seluruh Indonesia yang juga semakin murah.

Ketua Bidang Penyiaran Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Hardijanto Saroso sebelumnya menilai secara umum industri TV berbayar di Indonesia memang sedang dalam tekanan. Tekanan terjadi karena pelaku usaha kesulitan menyeimbangkan antara pendapatan dengan biaya operasional.

“Jumlah income untuk mendukung kegiatan operasional cukup sulit,” kata Hardijanto seperti dikutip Bisnis, Senin, 29 Juli 2019.

Hardijanto menambahkan kebiasaan orang Indonesia yang gemar menonton program lokal juga membuat bisnis TV berbayar kurang bergairah. Penyebab lain bisnis TV berbayar tergerus adalah karena ketidakmampuan untuk bersaing dengan layanan streaming internet.

Konten video on demand seperti Netflix dan juga konten video gratis seperti YouTube akan mengubur industri TV berbayar jika tidak menemukan model bisnis yang tepat. “Jadi dengan ekosistem yang ada saat ini sulit bagi bisnis siaran TV jika tidak menemukan model yang tepat,” kata Hardijanto.

DIAS PRASONGKO | BISNIS

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

5 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Ketahui 6 Perbedaan Smart TV dan Android TV Sebelum Membeli

3 hari lalu

Ketahui 6 Perbedaan Smart TV dan Android TV Sebelum Membeli

Jika Anda bingung memilih antara Smart TV dan Android TV, ketahui perbedaan Smart TV dan Android TV sebelum memutuskan membeli.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

5 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

10 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

17 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

23 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

28 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

32 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya