Usai Ekspose Revisi Laporan Keuangan, Saham Garuda Moncer

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Rahma Tri

Senin, 29 Juli 2019 19:00 WIB

Jurnalis melakukan sesi wawancara di dekat refleksi layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Usai perseroan mengekspose restatement atau pembenahan laporan keuangan tahun buku 2018, saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. atau GIAA justru moncer sepanjang perdagangan hari ini. Tercatat, saham perusahaan pelat merah ini ditutup menguat 5,13 persen ke level 410 per lembar saham.

Dikutip dari RTI, Senin, 29 Jui 2019, sejak perdagangan dibuka, saham GIAA terus mencatatkan penguatan. Menurut catatan, saham GIAA telah diperdagangkan sebanyak 2.497 kali dengan jumlah mencapai 32 juta lembar yang menghasilkan nilai transaksi Rp 12,89 miliar. Sepanjang hari, saham Garuda diperdagangkan dalam rentang 392-412 per lembar saham.

"Ini membuktikan bahwa saham emiten GIAA masih cukup diminati investor," kata Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta kepada Tempo ketika dihubungi, Senin.

Nafan juga mengatakan, pergerakan saham Garuda tak terpengaruh meski diwajibkan melakukan restatement laporan keuangan tahun 2018 oleh OJK, karena dianggap menyalahi aturan. Apalagi, maskapai terbesar di Indonesia tersebut, baru saja melaporkan pencatatan keuntungan sepanjang triwulan I 2019.

Dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda mampu mencatatkan kinerja positif. Hal ini terlihat, salah satunya dari pembukuan laba bersih yang mencapai US$ 19,73 juta pada triwulan I 2019.

Sebelummya, Garuda Indonesia telah menyajikan ulang Laporan Keuangan perusahaan periode 2018. Hal itu sejalan dengan hasil putusan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) beberapa waktu lalu.

"Dalam laporan restatement ini Garuda Indonesia mencatatkan net loss sebesar US$ 175,028 juta (sekitar Rp 2,45 triliun dengan kurs Rp 14.000 per dolar AS), dari sebelumnya laba sebesar US$ 5,018 juta (sekitar Rp 70,25 miliar)," ujar VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 Juli 2019.

Dalam laporan anyar itu Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 4,37 miliar, alias tidak mengalami perubahan dari laporan pendapatan sebelumnya. Sementara itu, pendapatan usaha lainnya alias pendapatan lain-lain, terkoreksi menjadi US$ 38,8 Juta dari sebelumnya US$ 278,8 juta.


DIAS PRASONGKO

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

18 jam lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

22 jam lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

2 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

3 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

4 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

4 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya