TEMPO.CO, Jakarta - Menyusul perang dagang dengan Amerika Serikat yang tak kunjung mereda, kantor Bea Cukai Cina menyetujui impor gandum dari Kurgan, sebuah wilayah di Rusia. Hal ini menjadikan Rusia berhasil meningkatkan ekspor komoditas biji-bijian secara drastis.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu 27 Juli 2019 kemarin, sejauh ini Cina tercatat telah mengimpor gandum dari 6 wilayah Rusia. Sebelumnya, Cina merupakan konsumen utama kedelai Amerika Serikat hingga perang dagang memanas. Beijing mengenakan tarif 25 persen terhadap impor tahun lalu sebagai respons atas tarif yang dipatok AS untuk berbagai produk Cina.

Rusia sebagai pengekspor gandum terbesar di dunia berencana berinvestasi miliaran dolar di sektor infrastruktur dan logistik dengan tujuan meningkatkan 55,9 juta ton ekspor pada 2035.

Dalam perkiraan terbaik, angka yang ada dalam Strategi 2035 yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian Rusia, awal bulan silam tersebut diprediksi dapat mencapai 63,6 juta ton.

Salah satu konsultan pertanian terkemuka di negara tersebut yakni SovEcon mencatat sepanjang tahun ini Rusia telah mengekspor 41,9 juta ton biji-bijian, termasuk 31,4 juta ton gandum.

Pasokan biji-bijian Rusia dapat memainkan peran penting dalam rencana Presiden Vladimir Putin untuk meningkatkan ekspor produk pertanian negara itu menjadi US$ 45 miliar pada 2024. Kementerian pertanian bertanggung jawab atas inisiatif itu.

Pemerintah Cina sendiri setuju untuk terus mengimpor gandum dari seluruh wilayah Rusia. Seiring dengan perang dagang AS-Cina yang semakin parah, impor gandum dari Rusia pun bertambah banyak.

BISNIS