Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan (kanan) serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia (kedua kanan) menyampaikan keterangan terkait penyajian ulang laporan keuagan perseroan di kantor Garuda Indonesia, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat sore, 26 Juli 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Garuda Indonesia Persero Tbk mengklaim masih memperoleh dukungan dari investor dan perbankan setelah perseroan melakukan restatement atau penyajian ulang laporan keuangan. Direktur Keuangan dan Manajen Risiko Fuad Rizal mengatakan investor memiliki kepercayaan terhadap maskapai pelat merah.
"Perbankan masih support karena tidak ada kewajiban yang kami langgar. (Kondisi Garuda) tidak seperti berita-berita sebelumnya yang menakutkan," ujar Fuad di kantornya, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat, 26 Juli 2019.
Restatement laporan keuangan 2018 dilakukan setelah perusahaan dengan emiten GIAA itu ketahuan membedaki pembukuannya. Sesuai dengan ganjaran Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Bursa Efek Indonesia, perseroan diminta menyajikan kembali laporan keuangannya kepada publik sebagai pertanggungjawaban lantaran statusnya merupakan perusahaan terbuka.
Dalam laporan restatement-nya, perseroan mencatatkan rugi mencapai US$ 175,02 triliun. Padahal sebelumnya, Garuda Indonesia menyatakan untung US$ 5,01 juta. Garuda Indonesia juga mengalami sejumlah penyesuaian pada indikator aset menjadi sebesar US$ 4.328 juta dari sebelumnya US$ 4.532 juta.
Fuad mengatakan bank masih menunjukkan dukungannya bukan hanya lantaran Garuda Indonesia telah menjalankan kewajiban kepada regulator. Namun juga, Garuda telah mengelarkan pembayarannya pada kreditor secara tepat waktu.
Selain itu, perseroan merasa percaya diri investor tak akan hengkang lantaran pada kuartal I tahun 2019 ini pihaknya mencetak untung. Berdasarkan catatan Garuda, maskapai berhasil mencatatkan laba US$ 19,7 juta dan pada akhir tahun nanti, laba perusahaan diproyeksikan menyentuh US$ 70 juta.
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia
2 hari lalu
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia
Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.