Ekspansi ke Afrika, BUMN Bakal Teken Proyek KA dan Tambang Emas
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rahma Tri
Kamis, 25 Juli 2019 05:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Fajar Harry Sampurno menyebut setidaknya ada enam proyek anyar yang bakal diteken oleh perusahaan pelat merah dengan sejumlah negara Afrika dalam Indonesia - Africa Infrastructure Dialogue 2019 di Bali pada Agustus mendatang.
"Kira-kira ada enam atau tujuh yang akan ditandatangani di Bali," ujar Fajar selepas acara Afternoon Tea dengan perwakilan negara-negara Afrika di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2019.
Namun, ia masih belum mau mengungkap total nilai proyek yang bakal diteken tersebut. Fajar berharap nominal kerjasama itu bisa melampaui tahun sebelumnya. Adapun pada Indonesia - Africa Forum tahun lalu pemerintah berhasil menggaet kerjasama senilai total US$ 586 juta.
Pekerjaan yang bakal disepakati itu antara lain adalah proyek kereta api di Madagaskar, serta proyek pertambangan di Sudan. "Ada berbagai macam pertambangan, mulai dari timah, krom, hingga emas," kata Fajar.
Anak usaha Garuda Indonesia, GMF AeroAsia juag direncanakan...
<!--more-->
menambah pelayanannya di Nigeria. Fajar juga mengatakan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia akan menandatangani empat macam kesepakatan. "Itu macam-macam, aku enggak tahu karena masih dibicarakan, segera diberesin."
Sebenarnya, menurut Fajar, ini bukanlah kali pertama BUMN menandatangani pekerjaan di Afrika. Pada tahun lalu, sudah ada perusahaan pelat merah yang memiliki proyek di sana, antara lain Wijaya Karya di Algeria dan Nigeria, PT Timah di Nigeria, hingga produksi pesawat dari PT Dirgantara Indonesia ke Senegal.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memang sempat menuturkan rencana Indonesia membuka pasar-pasar baru di Afrika. "Banyak sekali barang-barang produk Indonesia sekarang yang bisa kita ekspor jadi kita jangan hanya pakai pasar-pasar tradisional saja, istilahnya presiden, tapi juga kita mau buka market baru, dan Afrika dengan penduduk lebih 1,3 miliar ini satu market yang sangat besar, potensi yang sangat besar," ujar Luhut.
Harapannya, melalui forum itu akan ada banyak kerja sama baru yang diteken antara Indonesia dengan sejumlah negara di Afrika. Sebelumnya, Indonesia sudah bekerjasama, salah satunya melalui Badan Usaha Milik Negara, di sejumlah negara Afrika.
Walau demikian, Luhut memastikan kerja sama antara BUMN Indonesia dan negara-negara Afrika tersebut akan tetap menganut azas sama-sama untung, bukan dengan semangat eksploitasi yang berlebihan. "Tapi kita justru tadi menawarkan untuk berinvestasi di sana atau enggak barang kita ke sana, atau juga sebaliknya dari Afrika ke kita."
CAESAR AKBAR