Sutopo Tak Jarang Hitung Prediksi Kerugian Sejumlah Bencana
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 7 Juli 2019 11:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada Ahad dini hari, 7 Juli 2019. Semasa berkarya di BNPB, Sutopo tak hanya menyampaikan informasi terkait kerugian bencana yang terjadi di Indonesia tapi juga mengklarifikasi kabar bohong terkait sejumlah insiden.
Baca: Foto Bayi Selamat Lion Air, Sutopo BNPB: Itu Hoaks
Sutopo tak jarang mengeluarkan prediksi kerugian akibat sejumlah peristiwa bencana gempa yang terjadi di Indonesia. Pada gempa Lombok, NTB, lalu, Sutopo menyampaikan hitung-hitungan prediksi bahwa kerugian Lombok akibat gempa mencapai sedikitnya 5,04 triliun. Ia tak sembarangan menghitung rugi. Angka tersebut ia paparkan berbasis data.
Bahkan, Sutopo merincikan kerugian tersebut. Misalnya di sektor permukiman, kerugian Lombok mencapai sebesar Rp 3,82 triliun. Sedangkan dari sisi infrastruktur mencapai Rp 7,5 miliar, ekonomi produktif Rp 432,7 miliar, sosial budaya Rp 716,5 miliar, dan lintas sektor mencapai Rp 61,9 miliar.
Pada bencana besar yang menimpa Palu berupa tsunami, gempa, dan likuifaksi, pada pengujung September hingga Oktober 2018, Sutopo turut menyampaikan prediksi kerugian. Berdasarkan data yang dihimpun BNPB, Sutopo kala itu menyampaikan kerugian yang ditanggung mencapai Rp 18,4 triliun. Total, sepanjang 2018, kerugian negara akibat bencana mencapai Rp 100 triliun.
Selain itu, pada April lalu, Sutopo membeberkan kerugian akibat bencana selama triwulan I tahun 2019 melalui keterangan tertulis. Ia menyampaikan kerugian yang ditanggung akibat banjir dan longsor di Sulawesi Selatan yang diperkirakan mencapai Rp 926 miliar.
Sutopo juga membeberkan kerugian imbas bencana di Sentani, Papua, pada Maret. Bencana yang mengakibatkan 112 orang meninggal dunia itu disertai dengan kerugian Rp 668 miliar. Sedangkan banjir dan longsor yang terjadi pada pengujung April di Bengkulu menimbulkan kerugian Rp 200 miliar.
Sutopo pada akhir Oktober 2018 lalu juga kerap menjadi sumber untuk mengkonfirmasi berita palsu atau hoax. Salah satunya ketika ia memastikan soal foto tentang bayi penumpang Lion Air yang selamat adalah berita palsu. Bayi ini diketahui adalah salah seorang penumpang yang selamat pada kejadian tenggelamnya Kapal KM Lestari Maju di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, 3 Juli 2018.
Saat itu Sutopo menyebutkan belum ada video atau foto yang menunjukkan kondisi penumpang sebelum JT-610 jatuh. "Tidak ada video/ foto kondisi penumpang sebelum JT-610 jatuh. Jangan ikut menyebarkan Hoax," tulis Sutopo melalui akun Twitter, Selasa, 30 Oktober 2018.
Dalam foto, bayi selamat Lion Air itu menangis sambil mengenakan pelampung merah muda. Pada foto ini terlihat bayi dikelilingi setidaknya oleh tiga orang.
<!--more-->
Sutopo juga meluruskan foto penumpang pesawat yang sedang menggunakan alat bantu pernafasan berwarna kuning. Foto pertama menunjukkan satu orang laki-laki berambut tipis dan satu perempuan dengan rambut kemerahan. Foto kedua menunjukkan perempuan tadi, dengan satu perempuan lain berambut hitam yang duduk dekat dengan jendela.
"Keduanya dipastikan hoax, atau tidak berhubungan dengan kejadian jatuhnya pesawat Lion Air JT-610, di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Ini adalah kejadian di pesawat Sriwijaya air yang mengalami gangguan turbulensi beberapa waktu lalu," ujar Sutopo. Semua penumpang dikabarkan selamat, adapun rute perjalanan tidak dicantumkan.
Sutopo juga mengunggah klarifikasi sebuah foto yang menunjukkan bangkai pesawat Lion Air tanpa kepala sedang diangkat oleh alat berat di sebuah perairan. Nampak dalam foto, dua orang sedang bertugas di atas bangkai pesawat.
"Bila mendapat foto dengan deskripsi ini, dipastikan merupakan kabar palsu. Foto ini adalah bangkai dari pesawat Lion Air JT-904 yang mengalami kecelakaan pada 13 April 2013 di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali," ujarnya.
Sutopo meninggal dunia pada Ahad, 7 Juli 2019 sekitar pukul 01.00 WIB. Kepala Bagian TU Pusdatinmas BNPB Yahya membenarkan hal tersebut. “Iya beliau meninggal sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou, Cina,” kata Yahya saat dihubungi Tempo, Ahad dini hari.
Meski begitu, Yahya belum dapat memastikan kapan jenazah Sutopo akan dibawa pulang ke Indonesia. Ia mengatakan pihak keluarga Sutopo masih berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Cina. “Mungkin nanti habis subuh baru ada infonya,” tutur dia.
Sutopo diketahui berangkat ke Guangzhou, Cina, untuk mengobati kanker parunya yang semakin parah dan disebut kian menyebar pada 15 Juni 2019 lalu. Ia mengumumkan kepergiannya ke Cina melalui vlog yang dibuatnya dengan merekam suasana di Bandara Internasional Soekarno Hatta sambil bercerita dan diunggahnya di akun Instagramnya pada 15 Juni 2019.
Baca: Sutopo Wafat, Menteri Susi Sampaikan Ucapan Duka Cita
Sebelum melakoni perjalanan ke Guangzhou, melalui Twitter-nya pada 9 Juni lalu, Sutopo masih sempat mencuitkan informasi mengenai erupsi Gunung Sinabung. Sedangkan pada hari yang sama dengan keberangkatannya ke Cina itu, Sutopo mengunggah foto satelit peta Indonesia tanpa keterangan apa pun.
FIKRI ARIGI | KARTIKA ANGGRAENI | ADAM PRIREZA