Cadangan Devisa Naik, Gubernur BI Prediksi Neraca Pembayaran Surplus

Jumat, 5 Juli 2019 22:45 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di kompleks gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 1 Maret 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia atau balance of payment kuartal II mengalami surplus sekitar US$ 3 miliar.

BACA: 3 Sanksi Sri Mulyani untuk Eksportir yang Tak Bawa Pulang Devisa

"Neraca pembayaran, bisa dilihat kenaikan cadev dari akhir Maret-Juni itu sebenarnya jumlah surplus dari neraca pembayaran," kata Perry di Masjid Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 5 Juli 2019.

Menurur dia, surplus di kuartal II itu ditopang dengan meningkatnya aliran masuk modal asing di neraca transaksi modal dan finansial. Selain, juga dipengaruhi oleh perolehan cadangan devisa. Kendati neraca pembayaran surplus, kata dia, masih akan terjadi defisit pada keseluruh transaksi berjalan atau current account kuartal II.

"Tapi perkiraan kita akan lebih rendah dari 3 persen dari PDB. Tapi lebih dari itu, surplus dari neraca modal dan finansial lebih tinggi dan bisa menutupi defisit tadi," kata Perry.

Advertising
Advertising

BACA:Kemenperin Ingin Potong Defisit Neraca Perdagangan Sektor Farmasi

Sehingga secara keseluruhan neraca pembayaran, kata Perry, akan surplus. Dia mengatakan masih menunggu angka pastinya dari Badan Pusat Statistik. Adapun pada kuartal I 2019, neraca pembarayan surplus US$ 2,4 miliar.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko mengatakan Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2019 tercatat sebesar US$ 123,8 miliar. Angka itu, kata dia, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2019 yang sebesar US$ 120,3 miliar.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Onny dalam keterangan tertulis.

Dia mengatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,1 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta, kata dia, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Dia mengatakan peningkatan cadangan devisa pada Juni 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan valas lainnya, serta penarikan utang luar negeri pemerintah. "Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik," ujarnya.

Baca berita tentang Neraca Pembayaran lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya