Luas Lahan Tebu Berkurang 70 Ribu Hektare, Produksi Gula Tertekan

Sabtu, 29 Juni 2019 05:32 WIB

Acara dialog industri yang bertemakan prospek industri gula nasional setelah revitalisasi di gedung Tempo. Jakarta (28/06).

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyebutkan luas lahan tebu yang terus berkurang selama kurun waktu tiga tahun belakang turut mempengaruhi produksi gula nasional. Ketua Umum Dewan Pembina APTRI Arum Sabil mengatakan selama kurun waktu itu luas lahan tanam tebu terus berkurang hingga 70 ribu hektare.

Baca: Faisal Basri Kaget Nilai Impor Gula RI Terbesar Sejagat

"Di zaman modern luas areal kita terus berkurang. Tiga tahun lalu ada sekitar 470 ribu sampai 500 hektare, tapi tiga tahun belakangan luasnya berkurang berkurang hampir 70.000 hektare," kata Arum Sabil dalam acara Ngobrol Tempo yang bertajuk "Prospek Industri Gula Nasional Setelah Revitalisasi" di Gedung Tempo, Jakarta Selatan, Jumat, 28 Juni 2019.

Padahal, Arum mengisahkan, Indonesia pernah dikenal sebagai salah satu negara penghasil gula terbesar. Misalnya, pada 1930, dengan jumlah luas tebu sebesar 200 ribu hektare produksi gula bisa mencapai 2,9 juta hingga 3 juta ton. Namun, saat ini justru sebaliknya.

Menurut Arum, ada beberapa hal yang membuat industri gula semakin lama semakin memburuk. Dia mengatakan salah satunya dikarenakan tidak adanya kebijakan yang sinergis antara pemerintah dengan pemberdayaan petani yang menanam tebu.

Advertising
Advertising

Akibatnya, saat ini, pertanian tebu oleh banyak petani dipandang tidak memiliki nilai ekonomis sehingga luas lahan menjadi menurun. Arum sabil juga menyoroti banyaknya pabrik gula baru yang ternyata tak bisa menghasilkan gula kualitas akibat rendemen gula berkisar 5 persen.

Belum lagi, munculnya pabrik-pabrik baru namun dibarengi dengan kondisi idle capacity yang terbatas. Dengan kondisi tersebut, perusahaan itu kemudian mengajukan izin impor yang jumlahnya sebesar ratusan ribu ton dan tidak tidak sesuai dengan kapasitas produksi pabrik.

Arum menduga, banyaknya impor dalam industri gula saat ini berkaitan erat dengan adanya perburuan rente. Sebab, selama ini impor gula tidak lagi dikuasai oleh perusahaan negara.

Baca: Mendag Akui Tren Impor Gula Industri Terus Naik, Ini Sebabnya

"Seharusnya negara hadir kalau memang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri lewat pabrik di bawah BUMN. Tapi justru gula justru banyak dikuasai swasta sehingga saya melihat negara menjadi rapuh," kata Arum.

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

47 menit lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

2 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

4 jam lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Tinggi Gula dan Asam, Siapa Saja yang Harus Menghindari Nanas?

2 hari lalu

Tinggi Gula dan Asam, Siapa Saja yang Harus Menghindari Nanas?

Buah nanas memang kaya vitamin dan mineral. Tapi tak semua orang bisa leluasa memakan buah ini. Berikut yang sebaiknya menghindari.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

4 hari lalu

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

Presiden Jokowi tunjuk Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Satgas Gula dan bioetanol. Apa saja tugas-tugasnya?

Baca Selengkapnya

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

14 hari lalu

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons kenaikan harga gula di tingkat konsumen. Saat ini harga gula sudah jauh melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 15.500 per kilogram. Karena itu, Bapanas menaikan HAP gula mulai 5 April 2024 menjadi Rp 17.500 per kilogram.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

15 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

17 hari lalu

Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

Dokter anak mengingatkan orang tua untuk mengawasi dan menjaga asupan gula anak saat libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

6 Hidangan Lebaran yang Harus Dihandari Penderita Asam Urat

23 hari lalu

6 Hidangan Lebaran yang Harus Dihandari Penderita Asam Urat

Enam makanan khas Lebaran ini justru dapat memperburuk kondisi asam urat.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Tetapkan Direktur PT SMIP Tersangka Korupsi Kasus Importasi Gula

33 hari lalu

Kejaksaan Agung Tetapkan Direktur PT SMIP Tersangka Korupsi Kasus Importasi Gula

Tersangka RD beberapa kali mangkir dari panggilan pemeriksaan, sehingga penyidik Kejaksaan Agung menjemput Direktur PT SMIP itu di Pekanbaru.

Baca Selengkapnya