Tanggapi Ignasius Jonan, IESR: Batasi Pembangunan PLTU Batubara

Rabu, 19 Juni 2019 23:58 WIB

Mensesneg Pratikno (kiri) berbincang dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan (kedua kiri) sebelum mengikuti rapat terbatas persiapan KTT Asean dan KTT G20 di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 19 Juni 2019. Presiden akan mengangkat isu ekonomi hingga lingkungan dalam kunjungan kerja KTT ASEAN. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Essential Services Reform (IESR), menanggapi komitmen pemerintah di bidang energi terbarukan yang disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Menurut IESR, pernyataan Jonan tersebut mengesankan adanya dikotomi antara biaya produksi listrik dari energi terbarukan dengan isu keterjangkauan harga.

Baca juga: Di Pertemuan G20, RI Sampaikan Komitmen Lingkungan dan Energi

“Secara global, tren harga energi terbarukan terus menurun dan semakin kompetitif terhadap bahan bakar fosil. Pemerintah Indonesia perlu menyusun dan melaksanakan kebijakan dan regulasi yang menciptakan 'level of playing field' untuk energi terbarukan sehingga dapat berkembang pesat,” kata Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa 18 Juni 2019.

Sebelumnya, Jonan hadir dalam acara pertemuan tingkat Menteri G20 untuk Transisi Energi dan Lingkungan Global untuk Pembangunan yang Berkelanjutan di Karuizawa, Tokyo, Jepang. Dalam acara tersebut, Jonan sempat menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia dalam mendorong percepatan energi terbarukan yang affordable bagi masyarakat.

Menurut Fabby, dari kajian IESR, harga listrik dari pembangkit energi terbarukan saat ini sudah makin terjangkau. Kajian IESR memberikan indikasi bahwa biaya pembangkitan listrik dari pembangkitan energi terbarukan skala besar dapat bersaing dengan pembangkitan bahan bakar fosil seperti PLTU batubara sepanjang mendapatkan kondisi yang serupa, misalnya dalam hal biaya pendanaan.

Selain itu, laporan terbaru dari International Renewable Energy Agency atau IRENA menyatakan bahwa secara global, biaya pembangkitan dari energi terbarukan untuk menghasilkan listrik telah semakin murah. Bahkan menurut laporan IRENA, biaya tersebut lebih rendah daripada bahan bakar fosil.

Fabby menuturkan, arah kebijakan pemerintah yang memprioritaskan batubara sebagai tulang punggung penyediaan listrik yang terjangkau dan pandangan bahwa energi terbarukan mahal, tidak sesuai dengan agenda politik pemerintah. Karena itu, pandangan ini di dalam kebijakan pemerintah di sektor energi perlu ditinjau kembali.

Fabby mencontohkan biaya pembangkitan PLTU bisa lebih murah dari energi terbarukan karena mendapatkan beragam subsidi. Salah satunya adalah subsidi harga batubara dalam bentuk kebijakan pembatasan harga batubara untuk DMO. Selain itu, biaya listrik dari bahan bakar fosil tidak memperhitungkan biaya-biaya eksternalitas dan dampak lingkungan.

Kajian IESR menunjukkan dengan mencabut subsidi dan menambah pajak emisi karbon sebesar US$ 25/ton sebagai salah satu biaya eksternalitas, maka biaya pembangkitan listrik dari PLTU batubara akan menjadi lebih mahal dari biaya pembangkitan listrik dari energi terbarukan.

"Kami ingin menekankan fakta bahwa isu keterjangkauan seharusnya bukan lagi menjadi kendala pemerintah untuk melakukan percepatan transisi energi terbarukan. Seperangkat kebijakan dan regulasi diperlukan untuk dapat menurunkan biaya teknologi energi terbarukan sehingga setara dengan biaya teknologi di tingkat global," kata Fabby.

Program Manager Green Economy IESR Erina Mursanti mengatakan komitmen Indonesia terhadap transisi energi perlu ditunjukkan dengan mulai membatasi pembangunan PLTU batubara setelah 2020. Strategi ini harus didorong sejalan dengan cara meningkatkan bauran energi terbarukan.

Analisa IESR menyarankan untuk memenuhi komitmen bauran energi terbarukan harus mencapai 31-33 persen pada 2030. Jumlah ini lebih tinggi dari target RUEN saat ini. Menurut Erina, tanpa adanya perubahan arah kebijakan dan percepatan pembangunan energi terbarukan dalam waktu dekat, Indonesia hanya dapat memenuhi setengah (15-16 persen) dari kebutuhan tersebut.

“Perubahan paradigma dan inovasi kebijakan yang menyeimbangkan keamanan pasokan energi, keberlanjutan lingkungan, dan keekonomian harga energi perlu terjadi; dan perubahan ini dimulai dari Kementerian ESDM," kata Erina.

Baca berita Ignasius Jonan lainnya di Tempo.co

Berita terkait

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

18 jam lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

3 hari lalu

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

Berdasarkan data yang ada, PHE sebagai Subholding Upstream memiliki jumlah Pekerja perempuan sebanyak 1.749 orang dengan persentase rata-rata pekerja perempuan yang menjabat di tataran manajerial adalah sebesar 13 persen.

Baca Selengkapnya

Nonton Liga Voli PLN Bisa Dapat Voucher Token Listrik

8 hari lalu

Nonton Liga Voli PLN Bisa Dapat Voucher Token Listrik

PT PLN (Persero) mendukung ajang kompetisi voli PLN Mobile Proliga 2024. Penonton bisa dapat voucher token listrik.

Baca Selengkapnya

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

10 hari lalu

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

PT PLN (Persero) mengklaim sukses menyediakan pasokan listrik andal selama periode siaga Ramadan dan Idul Fitri 1445.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

16 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

20 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Ketersediaan Listrik Selama Lebaran, Siapkan 81.591 Petugas dan 2.766 Posko

21 hari lalu

PLN Jamin Ketersediaan Listrik Selama Lebaran, Siapkan 81.591 Petugas dan 2.766 Posko

PLN juga menggunakan alat khusus berupa kamera jarak jauh untuk mendeteksi kerusakan pada peralatan di Gardu Induk.

Baca Selengkapnya

7 Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran

22 hari lalu

7 Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran

Apa yang harus dilakukan agar rumah tetap aman saat mudik lebaran?

Baca Selengkapnya

7 Tips dari PLN untuk Pastikan Kondisi Listrik di Rumah Aman sebelum Ditinggal Mudik

23 hari lalu

7 Tips dari PLN untuk Pastikan Kondisi Listrik di Rumah Aman sebelum Ditinggal Mudik

PT PLN memberikan tips bagi masyarakat untuk memastikan listrik di rumah dalam kondisi aman sebelum ditinggal mudik lebaran.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

29 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya