Gagal Terbang, Penumpang Lion Air Duga Tiket Dijual ke Orang Lain

Senin, 3 Juni 2019 11:23 WIB

Pesawat Lion Air. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang penumpang maskapai Lion Air, Muhammad Chozin Amirullah, melayangkan protes terhadap perusahaan bergambar logo singa merah itu akibat insiden gagal check in yang dialaminya kemarin, Ahad, 2 Juni 2019. Chozin mengaku ditolak di counter check in meski telah datang ke bandara lebih awal.

Baca: Viral Tiket Pesawat Rp 21 Juta, Lion Air: Harga Kami di Bawah TBA

Peristiwa itu bermula saat Chozin hendak melakoni perjalanan dari Jakarta menuju Pangkal Pinang untuk mudik. Dalam dokumen salinan tiket elektronik yang diterima Tempo, Chozin seharusnya dijadwalkan terbang pukul 10.05 WIB pada 2 Juni dan akan tiba di tempat tujuan pukul 11.30 WIB.

"Saya datang ke bandara di Terminal 1B jauh lebih awal untuk keperluan cek-in. Datang lebih awal karena sadar, menjelang lebaran pasti antrean panjang," ujar Chozin. Cerita itu ia tuangkan ke media sosial Facebook pribadinya kemarin. Ia mengizinkan unggahan ini dikutip oleh Tempo.

Di counter check in, Chozin harus mengantre panjang. Karena antrean yang mengular tersebut, ia baru tiba di counter check in pukul 09.20. Alih-alih mendapatkan boarding pass, seorang petugas berinisial MFA malah mengatakan bahwa Chozin terlambat check in.

Advertising
Advertising

Chozin mengaku terkejut karena kursi yang sedianya menjadi miliknya itu sudah terisi oleh penumpang lain. Kala itu petugas juga mengatakan bahwa penumpang seharusnya melalukan check in online terlebih dulu.

"Memang ada aturan baru harus check-in online ya? Setahu saya check-in online hanya salah satu opsi saja," ujar Chozin yang juga Direktur Turuntangan itu.

Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya Chozin diminta menyambangi customer service. Di meja petugas, Chozin mengatakan tak mendapat solusi. Staf khusus Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini kembali ditolak petugas karena saat itu pesawat telah boarding.

Petugas customer service mengatakan bahwa tiket Chozin telah hangus. Pihak maskapai juga tidak menawarkan alternatif pengganti penerbangan kala itu.

Lantaran merasa tak mendapatkan solusi, Chozin kemudian meminta bertemu pihak manajemen. Namun, ia kemudian hanya diantar ke supervisor berinisial ASW. "Jawabannya sama: tidak bisa dibantu, tiket hangus dengan alasan (baca: tuduhan) Bapak terlambat," ucapnya. Chozin lantas menyayangkan sikap manajemen Lion Air tersebut.

Status Facebook Chozin tersebut kemudian berkembang viral dibicarakan netizen. Hingga kini, postingan Chozin disukai oleh 2.200 orang dan menuai 727 komentar. Selain itu, cerita Chozin itu telah dibagikan hingga 1.500 kali oleh netizen.

Baca: Boeing 737 Max 8 Digrounded, Lion Air Akui Rugi US$ 50 Juta

Tempo telah mencoba menghubungi Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala pada Senin, 3 Mei 2019, melalui aplikasi perpesanan WhatsApp. Namun, hingga berita ini ditulis, pesan Tempo tidak direspons kendati pihaknya terlihat tengah online.

Berita terkait

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

5 jam lalu

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

Ramai istilah pundit dalam dunia sepak bola. Arti kata pundit merujuk pada seseorang yang memiliki keahlian di dunia sepak bola.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

2 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

3 hari lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

3 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

5 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

5 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 25 April 2024, dimulai dari program unggulan Prabowo - Gibran telah dibahas oleh Presiden Jokowi di RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

6 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

6 hari lalu

Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

DHL buka suara perihal viralnya kasus bea masuk jumbo yang dikenakan untuk sepasang sepatu impor.

Baca Selengkapnya

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

6 hari lalu

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

Ditjen Bea Cukai menanggapi pemberitaan penetapan bea masuk untuk produk sepatu impor yang dibeli oleh konsumen sebesar Rp 31,8 juta.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

6 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya