Rapat DPR, Budi Karya Dibanjiri Pertanyaan Tiket Pesawat Mahal

Selasa, 21 Mei 2019 16:05 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat wawancara dengan wartawan di Gedung Cipta, Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat sore, 17 Mei 2019. Budi Karya tengah menjelaskan rencana kementeriannya merevitalisasi sejumlah terminal bus kelas A. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dibanjiri pertanyaan mengenai mahalnya tarif tiket pesawat saat menghadiri rapat bersama Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019.

BACA : Warga Minang Pulang Basamo, Gubernur: Berkah Tiket Pesawat Mahal

Sejak awal rapat dibuka, Ketua Komisi V Fary Djemy Francis sudah menyatakan bahwa salah satu topik yang perlu dijawab Budi adalah mengenai harga tiket pesawat yang terlampau tinggi beberapa waktu terakhir.

"Kita sudah ada tarif batas atas sebenarnya, tapi berdasarkan pengalaman kerap dilanggar, nah sekarang sudah ada tarif batas atas yang baru, bagaimana kalau dilanggar lagi?" ujar dia dalam memulai rapat tersebut.

BACA : Tips Dapat Tiket Pesawat Murah untuk Mudik Lebaran dari Tiket.com

Fary mencatat beberapa kasus pelanggaran tarif batas atas tersebut. Misalnya, untuk rute Jakarta - Surabaya, yakni dengan tarif batas atas Rp 1.322.000. Maskapai tercatat pernah mematok harga di atas itu, yakni Garuda Indonesia Rp 1.644.000. Sementara Air Asia mematok Rp 679 ribu.

Begitu pula pada rute Jakarta - Yogyakarta dengan tarif batas atas Rp 993 ribu. Fary mengatakan Garuda Indonesia kembali mematok tarif di atas itu yaitu Rp 1.232.800. Adapun Sriwijaya Air Rp 1.077.00, Citilink Rp 1 juta, Batik Air, Rp 1.132.000, dan Lion Air Rp 1.022.800. "BUMN tapi kok melanggar tarif batas atas," kata Fary.

Anggota Komisi V DPR dari Partai Amanat Nasional Bakri H.M juga mengatakan beberapa waktu terakhir tiket pesawat memang sempat turun. Namun penurunan itu tidak stabil lantaran kadangkala harga kembali melambung. Ia pun menanyakan apakah Budi bisa menjaga tarif pesawat itu agar terjangkau masyarakat di masa Lebaran kali ini.

Selanjutnya, perwakilan Fraksi Demokrat Jhoni Allen Marbun mengatakan tarif batas atas dan bawah yang ditetapkan Kementerian Perhubungan sudah bagus. Namun itu masih di tataran konsep.

Ia mempertanyakan kenapa Air Asia yang tidak dapat tugas negara bisa memasang tarif murah. Sebaliknya, Garuda Indonesia malah mematok harga tinggi. Ia juga menyoroti tarif Lion Air Group dan Garuda Indonesia yang cenderung sama tingginya. "Ini ada kolaborasi yang tidak sehat."

Sementara, perwakilan fraksi PDIP Anthon Sihombing mengatakan kalau itu adalah persoalan kartel pesawat, maka penyelesaiannya harus mengundang berbagai pihak terkait seperti Kementerian BUMN, Pertamina, hingga KPPU. "Ini jadi tugas kita, karena ini terasa kok saat pulang kampung ternyata tiket pesawat mahal," kata dia.

Di samping itu, Anthon juga menyoroti sempat adanya fenomena orang Indonesia yang memilih transit di luar negeri ketimbang penerbangan langsung, lantaran harganya lebih ekonomis. Ia pun menanyakan apakah Menhub bisa menjamin tiket pesawat segera turun dan bisa dijangkau masyarakat. "Kita harus akui tiket pesawat di Indonesia sangat mahal."

Menanggapi hal tersebut, Budi Karya mengatakan memang tiket pesawat sempat relatif mahal. Namun, ia mengimbau maskapai menyesuaikan tarif tersebut agar lebih terjangkau. Ia mengatakan penetapan tarif adalah mekanisme pasar dan bukan ranah regulator.

Untuk itu, Kemenhub beserta dengan Kemenko Perekonomian dan Sekretariat Kabinet menetapkan tarif batas atas anyar. Ia pun memastikan bahwa selama ini tidak pernah ada pelanggaran tarif batas atas.

"Kalau di lapangan ada seolah di atas tarif batas atas, itu karena tarif batas atas masih di luar PPN dan airport tax," kata Budi. Ia juga sudah meminta maskapai berbiaya murah agar mematok tarif murah untuk tiket pesawat.

Berita terkait

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

8 jam lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

16 jam lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

2 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

2 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

2 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 25 April 2024, dimulai dari program unggulan Prabowo - Gibran telah dibahas oleh Presiden Jokowi di RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya