Menteri Luhut Uji Coba Alat Pengumpul Sampah Terapung Belanda

Senin, 13 Mei 2019 15:00 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tiba di TPS 005, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 17 April 2019. Luhut datang bersama istrinya, Devi Pandjaitan, dan kedua anaknya, yakni Kerri Nabasaria Panjaitan dan Paulina Maria Dame Uli Pandjaitan. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah meresmikan uji coba teknologi alat pengumpul sampah terapung atau River Clean-up System buatan Belanda di Kawasan Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Senin, 13 Mei 2019. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan alat seharga 200-300 ribu euro atau sekitar Rp 3-5 miliar itu masih perlu perbaikan dan penyesuaian dengan kondisi sampah di Indonesia.

BACA: Luhut Minta KPK Belajar Pemberantasan Korupsi dari Cina

"Kami tinjau memang masih perlu ada perbaikan, tapi sudah ada model yang bagus," ujar Luhut selepas meninjau alat tersebut. Alat pengumpul sampah itu berbentu seperti kapal tongkang dengan sabuk konveyor di tengahnya. Sehingga, sampah-sampah yang mengalir disungai akan langsung terbawa oleh konveyor dan dilanjutkan ke sebuah kantong sampah di atas kapal.

Apabila sudah ujicoba rampung, Luhut ingin alat itu diperbanyak dan diletakkan di 14 aliran sungai jakarta yang mengalir ke laut. Alat itu juga direncanakan dipasang di daerah Teluk jakarta. "Jadi akan membantu membersihkan sampah," ujar dia.

BACA: KPK Minta BUMN Hati-hati Terima Investasi Cina, Ini Respons Luhut

Terlebih, berdasarkan laporan yang ia terima, produksi sampah dari DKI Jakarta bisa mencapai 700-800 ton per hari. Adapun alat pengumpul sampah terapung ini bisa mengumpulkan sekitar 10 ton per shift (8 jam) atau 30 ton seharian penuh.

Tugas selanjutnya, ujar Luhut, adalah merancang mekanisme pengumpulan sampah yang bagus setelah sampah-sampah itu terangkut ke kapal. Setelah itu, baru lah sampah dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang sebagai tempat pemilahan sampah.

"Itu sirkular ekonomi akan kita coba hidupkan karena kami lihat sampahnya masih bisa dilakukan untuk sirkular ekonomi," ujar Luhut. Selain mendaur ulang sampah, menurut dia, penyelesaian lain untuk menanggulangi sampah adalah membuat waste to energy atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.

Nantinya, alat itu tidak hanya akan dipasang di DKI Jakarta, namun juga di Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Bali. "Enggak cuma Jakarta, Bali juga sudah parah. Jadi paralel. Nanti mana lagi tempat yang parah lagi."

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan alat pengumpul sampah asal Belanda itu akan diriset oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, sebelum diperbanyak. "Yang penting diriset dulu, planningnya tahun ini harus selesar," kata dia.

Baca berita tentang Luhut lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

16 jam lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

1 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

1 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

2 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

2 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

2 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

2 hari lalu

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Luhut Temui Perdana Menteri Singapura, Buka Peluang Kerja Sama Baru

3 hari lalu

Luhut Temui Perdana Menteri Singapura, Buka Peluang Kerja Sama Baru

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menemui Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong.

Baca Selengkapnya