Rupiah Melemah hingga Rp 14.300 per Dollar AS, BI Beri Penjelasan

Senin, 6 Mei 2019 16:41 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI merespon mengenai pelemahan rupiah yang terjadi sepanjang satu minggu terakhir. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan pelemahan ini terjadi karena fluktuasi jangka pendek.

BACA: Awal Puasa, Rupiah dan Mata Uang Asia Lainnya Melemah

"Harus disikapi ini fluktuasi biasa, tidak perlu banyak dicemaskan, BI dipastikan akan selalu di pasar untuk jaga stabilitas rupiah," kata Nanang saat mengelar konferensi pers di kantor Bank Indonesia, Senin 6 Mei 2019.

Sepanjang sepekan terakhir rupiah memang tercatat terus melemah. Berdasarkan kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada 22 April 2019 kemarin nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencapai Rp 14.056. Kondisi itu terus melemah hingga pada Senin 6 April 2019, rupiah bertengger pada level Rp 14.308 per dolar AS.

BACA: Kurs Rupiah Menguat ke 14.213 per Dolar AS

Advertising
Advertising

Sementara itu, di pasar spot rupiah juga tercatat melemah ke level Rp 14.239 per dolar AS atau melemah 0,27 persen pada perdagangan Senin, 6 Mei 2019 sekitar pukul 16.00 WIB. Bahkan, rupiah sempat mencapai titik terendahnya hingga mencapai Rp 14.333 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Nanang menjelaskan, salah satu penyebab rupiah melemah adalah statement Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengancam menaiikan tarif impor terhadap produk Cina. Selain itu, kenaikan ini juga dipicu oleh ketidakcocokan ekspektasi pasar dengan keputusan The Fed yang tidak akan menurunkan tingkat suku bunga.

Pelemahan terhadap rupiah ini, kata Nanang, tidak hanya berdampak pada rupiah tetapi juga terhadap pasar saham atau Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG. Nanang juga menuturkan pelemahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di Asia.

"Statement Presiden AS dampaknya pada juga pada yuan hari ini yang jatuh tajam, dan memicu jatuhnya harga saham di Cina sampai 5 persen," kata Nanang.

Lebih lanjut, Nanang menjelaskan pelemahan rupiah ini juga terjadi akibat perminaan valas yang meningkat. Permintaan valas tersebut meningkat akibat adanya pembayaran deviden, permintaan impor dan juga repatriasi dana. Kendati demikian, hal ini diprediksi tak akan lama sebab telah menjadi pola musiman setiap tahun.


Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

1 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

IHSG ditutup di level 7.128,7 atau turun 0,09 persen dibanding kemarin.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

1 jam lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

22 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

1 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya