Mentan akan Blacklist Importir Bawang Putih yang Mainkan Harga

Minggu, 5 Mei 2019 12:10 WIB

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau operasi pasar bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Ahad, 5 Mei 2019. Tempo/Caesar Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengancam akan memberi sanksi blacklist kepada para importir yang kedapatan mempermainkan harga bawang putih hingga harganya melambung di atas Rp 30 ribu per kilogram.

BACA: Atasi Harga Tinggi, Kementan Banjiri Pasar Kramat Jati dengan Bawang Putih Cina

"Karena itu, kami minta, seluruh importir harus bertanggung jawab harga turun, dari Rp 46 ribu per kilogram menjadi Rp 25 ribu per kilogram, importir sudah tanda tangan. Jika tidak komitmen, urusannya panjang, kami sampaikan blacklist, tidak bisa lagi impor bawang putih," ujar Amran di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu, 5 Mei 2019. Setidaknya ada 14 importir yang menandatangani kesepakatan harga Rp 25 ribu per kilogram.

Amran mematok harga maksimal bawang putih di tingkat konsumen sebesar Rp 30 ribu per kilogram. Untuk itu, ia telah memastikan stok komoditas bumbu dapur itu mencapai hampir dua kali lipat kebutuhan, yakni sekitar 115 ribu ton.

BACA: Menjelang Puasa, Harga Bawang Putih Tembus Rp 70.000 per Kilogram

Advertising
Advertising

"Sehingga, nantinya harga komoditas bawang putih stabil. Petaninya untung, pengusaha sudah untung, juga konsumen menikmati harga yang baik," kata Amran. Untuk menjaga stabilitas harga, Kementan bersama Satgas Pangan Mabes Polri melakukan monitoring harga secara harian selama bulan suci Ramadan.

Hingga kini, Amran mengatakan Kementan sudah blacklist sebanyak 56 importir bawang putih nakal yang terdiri dari 41 importir pada tahun ini, dan tahun lalu 15 importir yang tidak mentaati aturan wajib tanam dan berproduksi 5 persen, serta selalu mempermainkan harga. Mayoritas importir yang diblacklist berdomisili Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Kementan bersama beberapa pelaku usaha menggelar operasi pasar pangan di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Minggu. Kegiatan ini dilakukan menstabilkan harga pangan strategis khususnya bawang putih selama bulan Ramadan hingga Idul Fitri.

Seorang perwakilan perusahaan importir PT Maju Makmur, Suwito, mengatakan mengatakan ada empat kontainer bawang putih yang dijual dalam operasi pasar hari ini. masing-masing kontainer berisi sekitar 29 ton bawang putih.

"Ini adalah barang baru," kata dia. "Ini kan sebenarnya masuknya kan bertahap dan semakin lama semakin banyak, enggak bisa langsung."

Sebelumnya, defisit pasokan bawang putih membuat harga bahan pangan itu melonjak di beberapa pasar di DKI Jakarta. Salah satunya adalah Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.

Hal tersebut dituturkan oleh Winarsih, 43 tahun, pedagang sayur di Pasar Kramat Jati. Menurut dia, sejak stok bawang putih di Pasar Induk berkurang, harga pun melambung. “Sekarang saya jual Rp 90 ribu per kilogram. Kalau biasanya cuma Rp 45 ribu,” ujar Winarsih saat ditemui Tempo di Pasar Kramat Jati, Sabtu, 4 Mei 2019.

Tempo berkeliling Pasar Kramat Jati dan menanyakan harga bawang putih kepada pedagang lainnya. Tak beda jauh dari Winarsih, para pedagang menjual bawang putih dengan harga Rp 80-100 ribu. Alasannya pun sama, harga naik lantaran pasokan di Pasar Induk sangat sedikit.

ADAM PRIREZA

Berita terkait

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

10 jam lalu

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

Yudi Purnomo menilai sidang etik terhadap Nurul Ghufron bisa membuka fakta baru soal apakah Alexander Marwata terlibat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

11 jam lalu

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

Dewas KPK memastikan tak akan menunda lagi sidang etik terhadap Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

2 hari lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

2 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya