Dolar AS Naik karena Kebijakan Suku Bunga The Fed

Reporter

Antara

Kamis, 2 Mei 2019 08:12 WIB

Ilustrasi mata uang dolar. REUTERS/Guadalupe Pardo

TEMPO.CO, New York - Kurs dolar naik terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis pagi WIB, karena Ketua Federal Reserve atau Fed AS, Jerome Powell mengatakan sikap kebijakan bank sentral saat ini tepat, mengurangi harapan untuk penurunan suku bunga.

BACA: Pengamat Sebut Rupiah Melemah karena Faktor Eksternal

Greenback berbalik naik atau rebound dari kerugian awal terkait dengan laporan yang mengecewakan pada aktivitas manufaktur Amerika Serikat.

"Dolar berbalik lebih tinggi setelah Powell menunjukkan bahwa kekuatan yang membebani inflasi mungkin terbukti sementara," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington. "Pernyataan Ketua The Fed itu cenderung membuat nada keseluruhan The Fed hari ini lebih hawkish daripada dovish."

BACA: Jika Pemilu Damai, Luhut: Rupiah Menguat dan Miliaran Dolar Masuk

Pada Maret bank sentral AS itu mengisyaratkan tidak akan menaikkan suku bunga pada tahun ini. Angka domestik dan luar negeri yang suram sekarang telah memicu spekulasi para pembuat kebijakan dapat mengurangi suku bunga utama AS untuk mencegah resesi.

"Kami pikir sikap kebijakan kami sudah tepat saat ini, kami tidak melihat alasan kuat untuk memindahkannya ke arah lain," kata Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan kebijakan dua hari The Fed.

Pada akhir perdagangan AS, indeks yang melacak dolar AS terhadap euro, yen, sterling, dan tiga mata uang lainnya naik 0,21 persen menjadi 97,679.

Suku bunga berjangka menyiratkan para pedagang sekarang melihat peluang 55 persen penurunan suku bunga Fed pada akhir tahun, turun dari 66 persen pada Selasa sore, 30 April 2019, menurut program FedWatch CME Group.

Sebelumnya, dolar AS merosot setelah Institute for Supply Management mengatakan barometernya tentang sektor pabrik AS memburuk pada April ke level terendah 2,5 tahun. Penurunan mengejutkan diimbangi oleh laporan dari ADP bahwa perusahaan-perusahaan AS menambah 275.000 pekerja pada bulan lalu, terbesar dalam sembilan bulan.

Beberapa keuntungan dolar AS pada April datang terhadap euro, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi zona euro.

Namun, data ekonomi zona euro yang relatif kuat pada Selasa, 30 April 2019 mendorong beberapa dana lindung nilai untuk menutup posisi jangka pendek di euro, mengangkatnya di atas 1,12 dolar AS.

Euro memperpanjang kenaikan sebelum konferensi pers Powell. Mata uang tunggal Eropa Ini mencapai tertinggi satu minggu di 1,125 dolar AS sebelum jatuh 0,21 persen menjadi 1,11925 dolar AS.

Dolar berakhir sedikit berubah pada 111,415 yen, berbalik naik dari level terendah 111 yen.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

14 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

5 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

7 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya