LRT Dibangun, Harga Properti di Bogor Bisa Naik 10 Persen
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 21 April 2019 09:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Light Rapid Transit (LRT) di Sentul dan Bogor Kota diyakini akan berdampak positif terhadap harga jual properti di kota Bogor dan wilayah Sentul. Wilayah Sentul dan Bogor Kota merupakan cakupan wilayah yang potensial sebagai kawasan tinggal.
Baca: Ridwan Kamil Tiru Bogor Soal Aturan Pembatasan Kantong Plastik
Senior Manager Leads Property, Martin Samuel Hutapea, menuturkan berdasarkan survei perusahaan, pertumbuhan harga apartemen wilayah tersebut diperkirakan akan naik. Kenaikannya mencapai 10 hingga 11 persen atau sekitar Rp 23 juta per meter persegi pada 2021.
“Nantinya harga rata-rata apartemen diprediksi akan mencapai angka Rp 20,5 juta per meter persegi di tahun 2020 dan Rp 23 juta per meter persegi pada 2021,” tutur Martin, Ahad, 21 April 2019.
Adapun harga apartemen di kuartal I/2019 ini mencapai sekitar Rp 17,3 juta per meter persegi. Harga tersebut tumbuh sekitar 3 persen meskipun tidak tumbuh secara signifikan dari tahun lalu.
Sementara pada tahun lalu, harga pasar apartemen secara keseluruhan mencapai Rp 16,8 juta per meter persegi . Di akhir 2019 ini, lanjutnya, harga apartemen diperkirakan mencapai Rp 18,5 juta per meter persegi atau tumbuh sekitar 9,8 persen secara tahunan.
Hingga saat ini, jumlah apartemen yang telah beroperasi di kawasan Sentul dan Kota Bogor masih relatif terbatas. Hingga kuartal 1/2019, Setidaknya terdapat sekitar 10,700 unit pasokan kumulatif apartemen.
Dari besaran pasokan tersebut, baru sekitar 25 persen unit yang telah beroperasi, sedangkan sisanya masih dalam tahap pengembangan. Jumlah ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan kawasan Depok, Tangerang, Bekasi (Detabek) dan lainnya. Masing-masing daerah administrasi berbasis kota (bukan kabupaten), tersebut telah memiliki setidaknya lebih dari 20,000 unit apartemen.
Martin menuturkan, bahwa tingkat permintaan kumulatif di kuartal I/2019 di wilayah Sentul dan Kota Bogor mencapai 5,900 unit. Sehingga tingkat penjualan apartemen dalam wilayah tersebut tumbuh mencapai kisaran 54,5 persen. Angka tingkat penjualan ini 1,4 point lebih tinggi dibandingkan tingkat penjualan di akhir 2018 lalu yang hanya mencapai 53,1 persen.
<!--more-->
Hingga akhir tahun ini, tingkat penjualan di kedua wilayah diprediksi mencapai kisaran 65 persen dan tidak ada launching/pengembangan apartemen baru karena pasar apartemen di kedua wilayah ini karena masih berusaha menyerap banyaknya pasokan apartemen yang masih belum terjual hingga saat ini. Selain itu, ada sejumlah alasan wilayah Bantul dan Bogor memiliki potensi tinggi sebagai wilayah tinggal.
Dibandingkan kawasan Bodetabek lainnya, kedua wilayah ini memiliki kepadatan penduduk yang masih rendah. Martin menuturkan, wilayah Sentul masih berpotensi untuk dikembangkan sebagai wilayah hunian rumah tapak, namun untuk Bogor sudah memerlukan hunian vertikal.
Adapun Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto memproyeksikan bahwa pertumbuhan apartemen di Bogor, dan sekitarnya makin meningkat hingga 2020. Ferry menuturkan hal ini terjadi karena lokasi yang strategis serta pembangunan akses transportasi yang semakin mudah. “Residensial di daerah Selatan Jakarta ini sudah menjadi daya tarik karena perkembangan daerah serta infrastrukturnya yang semakin baik,” tuturnya.
Selain infrastruktur jalan tol Jagorawi, kini juga dibangun Bogor Outer Ring Road yang sudah mencapai tahap III A. Ruas tol Simpang Yasmin - Semplak sepanjang 2,85 kilometer ditargetkan selesai pada Desember 2019.
Rencana pembangunan Bogor Inner Ring Road, jalan poros Poros Tengah Timur (jalur Puncak Dua), dan kereta ringan (light rail transit) yang akan menghubungkan Bogor dengan Jakarta melewati Sentul kian menambah kepercayaan diri para pengembang.
Selain itu, kata Ferry, wilayah yang berada di ketinggian 200 meter—500 meter di atas permukaan laut ini memiliki pemandangan serta udara yang sejuk. Sebagai kawasan tinggal, kekayaan alam dan udara bersih ini menjadi daya tarik yang potensial untuk konsumen.
Harga apartemen di Bogor dan sekitarnya juga paling rendah dibandingkan dengan daerah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek). Tiap unit memiliki rata-rata harga dari Rp15 juta per meter persegi hingga Rp20 juta per meter persegi. Meskipun demikian, harga tersebut akan semakin tinggi sesuai keinginan pasar.
Baca: Tol BORR Lingkar Luar Bogor Dilanjutkan Hingga Jagorawi Dua
Ferry menuturkan hingga saat ini suplai total unit yang berada di Bogor dan sekitarnya serta Depok telah mencapai 31.777 unit. Adapun, sejak 2015 suplai unit secara kumulatif telah mencapai 6.642 unit, pada 2017 mencapai 11.302 unit, serta pada 2018 sebanyak 20.692 unit.
BISNIS