Wacana Ditjen Pajak - Kemenkeu Dipisah, Bagaimana di Negara Lain?

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Rahma Tri

Minggu, 14 April 2019 15:04 WIB

Warga melakukan pembayaran pajak di KPP Pratama Tebet dan KPP Pratama Setiabudi di Jakarta, Jumat, 29 Maret 2019. Pengecualian pengenaan sanksi denda itu telah dituangkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2019 yang ditetapkan pada hari ini. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno berjanji bakal memisahkan Direktorat Jenderal Pajak dengan Kementerian Keuangan. Dia mengatakan cara ini ditempuh supaya bisa menggenjot rasio pajak sehingga meningkatkan penerimaan negara dari pajak.

Baca: Prabowo: Contoh Tiongkok, 40 Tahun Hilangkan Kemiskinan

"Kami akan memisahkan badan penerimaan negara dari Kementerian Keuangan, langsung lapor kepada presiden. (Hal ini) Guna meningkatkan kepatuhan bayar pajak dan memastikan tax ratio akan meningkat," kata Sandiaga di acara debat pemilihan presiden terakhir di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Sabtu 13 April 2019.

Sebelumnya wacana serupa juga pernah disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada tahun 2016. Wacana ini kemudian didukung lewat diusulkanya Rancangan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau RUU KUP.

Salah satu poin krusial dar draf terbaru RUU KUP tersebut yakni perubahan status kelembagaan Direktorat Pajak menjadi Badan Penerimaan Pajak (BPP). Alasannya, dengan berbentuk badan, lembaga ini bisa lebih otonom dan tidak lagi bergantung dengan Kementerian Keuangan.

Advertising
Advertising

Kendati demikian, pembahasan mengenai RUU KUP ini kemudian mandeg. Adapun Kementerian Keuangan sebenarnya telah memberikan draf tersebut sejak 2016 namun Dewan Perwakilan Rakyat belum memberikan panggilan resmi kepada Kementerian untuk membahas mengenai rancangan undang-undang ini.

Salah satu contoh lembaga pajak yang otonom adalah Internal Revenue Service (IRS) di Amerika Serikat (AS). Lembaga ini dikenal luas tak gentar untuk membidik dan mengeksplorasi potensi pajak yang ada.

Berdasarkan kajian Asian Development Bank soal kinerja perpajakan 2014, model lembaga pajak seperti Amerika Serikat diikuti juga oleh Cina, New Zealand dan Tajikistan. Sedangkan model lembaga pajak di bawah Kementerian Keuangan seperti Indonesia juga dilakukan oleh Kamboja, India, Myanmar dan juga Thailand.

Selain model itu, ada pula model lembaga pajak seperti semi otonom atau tidak berada di bawah Kementerian Keuangan tetapi tetap berafiliasi. Beberapa negara yang mengikuti model ini antara lain Australia, Hong Kong, New Zealand, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Filipina dan Singapura.

Baca: Debat Pilpres Kelima, Pertumbuhan Ekonomi Bakal Jadi Isu Utama

Model inilah yang sebenarnya diusulkan di dalam RUU KUP yang kini tengah mandeg tersebut. Dalam draf naskah akademik RUU KUP disebut ingin menggunakan model Suatu Badan Semi Otonom (SARA).

Menurut catatan World Bank, sepanjang 2010-2017, negara-negara dengan model lembaga pajak lebih otonom cenderung memiliki rasio pajak yang cukup tinggi. Misalnya, New Zealand rata-rata rasio pajaknya di angka 26-27 persen, Australia 20-22 persen dan Malaysia 13-15 persen dan Filipina 12-14 Persen. Adapun Indonesia sendiri berada di kisaran 10-11 persen.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

21 menit lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

46 menit lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

2 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

3 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

18 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

22 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya