Insentif Pajak Dianggap Belum Berdampak pada Pertumbuhan Industri

Reporter

Caesar Akbar

Rabu, 10 April 2019 07:08 WIB

Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan dalam konferensi pers terkait kemudahan dan insentif terkait perpajakan dan kepabeanan di Kementerian Keuangan, Jakarta pada Senin, 2 April 2018. Dewi Nurita/Tempo.

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Center of Reform on Economics alias Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyebut kebijakan insentif pajak yang diberikan pemerintah guna menggenjot sektor industri belum begitu berdampak. Malahan, dalam beberapa waktu terakhir aliran investasi ke sektor manufaktur mengalami tren penurunan.

Baca juga: Pemerintah Upayakan Insentif 5 Sektor Berpotensi Ekspor

"Ini menggelitik karena selama ini pemerintah banyak mengeluarkan peraturan untuk memberi insentif investasi buat industri. Tapi, kebijakan tersebut sejauh ini belum berdampak terhadap pertumbuhan industri," ujar Yusuf dalam diskusi media menjelang debat capres kelima di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa, 9 April 2019.

Ternyata, untuk memacu industri, Yusuf mengatakan insentif perpajakan tidak bisa berdiri sendiri. Berdasarkan penelitian United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), insentif pajak hanya masuk posisi ke-12 dari 15 indikator untuk menarik Investasi masuk ke dalam negeri. "Faktor seperti kepastian hukum, insentif moneter, kemudahan berbisnis, itu lebih penting dari insentif pajak," kata Yusuf.

Berbicara soal pajak, ia juga memberi catatan lain terkait janji dalam kampanye Pilpres untuk menurunkan tarif pajak badan. Menurut dia, penurunan itu harus dilakukan secara bertahap dan diiringi dengan perbaikan administrasi perpajakan. "Jadi tidak mengilangkan potensi pajak yang didapat ketika menurunkan tarif pajak badan," ujar Yusuf. Ia pun mengingatkan perlunya strategi menggaet perpajakan di sektor lain.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta sejumlah insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah untuk meningkatkan investasi dievaluasi secara ketat efektivitasnya. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers seusai rapat terbatas mengenai kebijakan investasi dan perpajakan di Istana Kepresidenan Bogor, Bogor, Jawa Barat, akhir tahun lalu.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah memberikan insentif pajak berdasarkan kawasan seperti kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan industri, zona perdagangan bebas dan tempat penimbunan barang. "Nah berbagai insentif ini sekarang diminta oleh Bapak Presiden untuk dievaluasi secara sangat ketat dari sisi efektivitasnya," ucapnya.

Pemerintah, kata Sri Mulyani, juga telah memberikan aneka insentif pajak yang telah dinikmati oleh dunia usaha. Salah satunya adalah tax holiday.

BISNIS

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

3 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

3 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

6 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

10 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

13 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

23 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

23 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya