Ignasius Jonan Komentari Neraca Perdagangan Migas Sering Defisit

Selasa, 2 April 2019 15:49 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan saat menyampaikan keynote speechnya dalam acara Forum Diskusi Energi untuk Kedaulatan Energi di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta Selatan, Selasa 2 April 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan ikut menanggapi mengenai sektor minyak dan gas (Migas) yang seringkali dianggap sebagai salah satu sebab defisitnya neraca dagang. Jonan mengatakan, kondisi neraca dagang di sektor migas yang mengalami defisit tersebut harus dipahami secara lebih luas.

Baca juga: Ignasius Jonan: Daya Beli Masyarakat Tantangan Pembangunan Energi

"Misal ada yang tanya neraca perdagangan migas defisit ini, energi mau digunakan sebagai alat pembangunan atau sebagai komoditas untuk ekspor?" kata Jonan saat memberikan keynote speechnya dalam acara Forum Diskusi Energi untuk Kedaulatan Energi di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta Selatan, Selasa 2 April 2019.

Selama ini, nilai impor migas di dalam neraca perdagangan tercatat selalu lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor. Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat sepanjang 2018 defisit migas mencapai US$ 12,4 miliar. Defisit ini melonjak 44,7 persen jika dibandingkan pada 2017.

Kendati demikian, pada Februari 2019 kemarin nilai impor migas tercatat mulai membaik. BPS mencatat pada Februari 2019 migas tercatat mengalami surplus sebesar US$ 330 juta. Nilai surplus ini disebabkan oleh menurunnya impor dan naiknya harga komoditas.

Jonan menjelaskan, salah satu sebab mengapa sektor migas seringkali defisit adalah banyaknya hasil gas alam digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dia mengatakan jika saja semua hasil gas alam tersebut lebih banyak diekspor, maka neraca dagang yang defisit tersebut bisa diatasi.

"Gas itu 60 persen lebih untuk domestik yang diproduksi dari rata-rata 2100 mmdfc atau 2,1 miliar standar kubik feet sehari. Karena gas itu dipakai untuk produksi nasional, kalau diekspor semua pasti plus," kata Jonan.

Mantan Menteri Perhubungan ini mengatakan penggunaan gas alam yang lebih banyak dipakai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dibanding ekspor ini guna mendukung pertumbuhan industri. Penggunaan gas lebih besar di dalam negeri ini juga untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM).

Ignasius Jonan juga menuturkan dari sisi produksi minyak bumi juga terus mengalami penurunan akibat lapangan eksplorasi minyak yang sudah tua. Akibatnya, jumlah produksi minyak nasional menjadi berkurang hingga menjadi 700 ribu barel per hari sedangkan kebutuhan domestik sehari rata-rata mencapai 1,6 juta barel. Karena itu, pemerintah akan terus mencari penemuan atau cadangan minyak baru meski jumlahnya sejauh ini yang ditemukan masih cenderung kecil.

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

8 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

11 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

11 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

15 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

22 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

22 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

31 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

48 hari lalu

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

29 Februari 2024

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi peringatan Bank Dunia soal program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya