Rupiah Menguat di Kuartal Pertama, Bagaimana Berikutnya?

Senin, 1 April 2019 10:05 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah sepanjang kuartal pertama tahun ini berhasil bertahan di posisi zona hijau dan menguat cukup baik. Meski begitu, rupiah dinilai masih harus tetap bekerja lebih keras pada kuartal kedua mengingat masih banyaknya ketidakpastian global dan kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi global.

Baca: Perry Warjiyo: Sejak 2018 Dunia Tak Ramah, Termasuk ke Indonesia

Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang kuartal I/2019 rupiah berhasil menguat 1,032 persen melawan dolar AS dan ditutup pada level Rp 14.243 per dolar AS. Rupiah menduduki posisi lima besar mata uang dengan kinerja terbaik di klasemen Asia dan kalah terhadap ringgit, baht, dan yuan offshore serta yuan renmimbi.

Padahal, di perdagangan awal tahun, rupiah sempat jauh memimpin penguatan di kelompok mata uang Asia akibat sentimen Federal Reserves yang memberikan sinyal untuk lebih sabar dalam menaikkan suku bunganya. Walhasil, dolar AS kehilangan daya tarik

Seperti pada penutupan perdagangan Kamis pekan lalu, rupiah menguat cukup tajam 1,131 persen atau naik 159 poin menjadi Rp 13.937 per dolar AS.

Advertising
Advertising

Sepanjang kuartal I tahun 2019 rupiah diperdagangkan dengan level terendah di Rp 13.920 per dolar AS pada perdagangan Rabu, 6 Februari 2019. Sementara level tertinggi rupiah di Rp 14.458 per dolar AS pada pembukaan perdagangan tahun ini, Rabu, 2 Januari 2019.

Kemudian, rupiah kembali melemah sepanjang perdagangan satu bulan lalu, menjadi kinerja terburuk kedua pada kelompok mata uang Asia melemah 1,222 persen. Hal ini akibat ketidakpastian geopolitik seperti perundingan perdagangan AS dan Cina, serta Brexit. Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat, rupiah ditutup melemah tipis, hanya turun 1 poin menjadi Rp 14.243 per dolar AS.

Di lain sisi, kinerja rupiah pada kuartal pertama tahun ini masih lebih baik dibandingkan dengan kinerja rupiah pada kuartal pertama tahun lalu. Sepanjang perdagangan kuartal pertama 2018, rupiah melemah 1,58 persen melawan dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pergerakan rupiah pada kuartal pertama tahun ini memang cukup baik. Meski begitu, ia memperkirakan rupiah akan melemah pada kuartal kedua akibat ketidakpastian global seperti perang dagang AS dan Cina serta Brexit. "Keduanya masih belum ada kepastian hingga kuartal kedua nanti," ujar Ibrahim, Ahad, 31 Maret 2019.

<!--more-->

Imbas dari hal tersebut, saat ini hampir seluruh bank sentral di dunia juga mengubah sikapnya menjadi lebih dovish dalam kebijakan moneternya maupun dalam pandangan pertumbuhan ekonominya. Selain itu, pergerakan rupiah pada kuartal kedua juga akan dibebani oleh reli penguatan minyak mentah dunia akibat kebijakan pemangkasan pasokan oleh OPEC dan sekutunya, serta sanksi AS terhadap negara minyak Iran dan Venezuela.

Indonesia yang merupakan negara net importir minyak, mau tidak mau harus mengimpor komoditas tersebut untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, kenaikan harga komoditas tersebut akan membuat prospek neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia akan tertekan. Ibrahim memproyeksi rupiah akan bergerak di level Rp 14.150 per dolar AS sepanjang kuartal II tahun 2019.

Hal senada disampaikan oleh tim riset UOB yang dipimpin oleh Suan Teck Kin. Ia mengatakan bahwa jika melihat PDB Indonesia yang belum pulih dan di tengah ketidakpastian sektor eksternal, pihaknya melihat pemotongan suku bunga dari BI justru akan mengurangi dukungan untuk kinerja rupiah.

"Hal tersebut karena Indonesia memiliki defisit fiskal dan transaksi berjalan, ini akan membuat rupiah rentan terhadap pelemahan. Bahkan, bulan lalu, ketika pasar cenderung untuk memilih adanya pemotongan suku bunga dari BI, rupiah justru melemah lagi dari Rp 14.000 menjadi Rp 14.200 terhadap dolar AS," tulis UOB dikutip dari riset yang bertajuk Laporan Outlook Kuartal II/2019 UOB.

Walaupun demikian, penurunan suku bunga oleh BI dapat dilihat secara positif untuk komunitas investasi sebagai sinyal yang baik bahwa adanya pertumbuhan dan memicu arus masuk investor baru sehingga mendukung rupiah.

Baca: BI: Supply dan Demand di Pasar Valuta Asing Seimbang, Rupiah Stabil

Secara keseluruhan, proyeksi pelemahan rupiah dapat diimbangi oleh dovish-nya The Fed terhadap kenaikan suku bunganya yang akan menekan laju dolar AS. Oleh karena itu, UOB memprediksi rupiah akan bergerak di level Rp 14.150 per dolar As sepanjang kuartal II/ 2019.

BISNIS

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

7 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

9 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

11 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

12 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

17 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

3 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya