Bank Mandiri Naikkan Suku Bunga Deposito Berdenominasi Dolar AS

Rabu, 20 Maret 2019 14:21 WIB

Logo Bank Mandiri. Free Vector CDR

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menyesuaikan tingkat bunga deposito berjangka dalam denominasi dolar AS. Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyatakan penyesuaian tersebut mulai berlaku sejak hari ini, Rabu, 20 Maret 2019.

Baca: Bank Mandiri Raup Pesanan Sukuk SR011 Rp 730 Miliar

Kenaikan suku bunga berkisar 75 basis poin. Rinciannya untuk deposito di bawah US$ 100 ribu dengan tenor 1,3,6,12 bulan naik dari 0,7 persen menjadi 1,45 persen. Sementara untuk deposito dengan tenor 24 bulan menjadi 0,95 persen dari sebelumnya 0,25 persen.

Kategori kedua, nilai deposito US$ 100 ribu – US$ 1 juta dengan tenor 1,3,6,12 bulan naik dari 0,75 persen menjadi 1,5 persen. Sedangkan deposito dengan tenor 24 bulan naik dari 0,5 persen menjadi 1,25 persen.

Dua kategori terakhir yakni nilai deposito US$ 1 juta – US$ 10 juta serta di atas US$ 10 juta tingkat bunga yang diterapkan sebesar 1,75 persen untuk tenor 1,3,6, dan 12 bulan. Adapun, untuk tenor yang paling panjang yakni 24 bulan diberikan bunga 1,25 persen.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan pada akhir 2018 perseroan sempat mengalami pengetatan likuiditas khususnya yang berdenominasi valas. “Di akhir tahun lalu LDR (Loan to Deposit) agak ketat karena giro valas drop,” katanya belum lama ini.

Hal ini lantaran banyaknya dana jangka pendek yang keluar sejalan dengan capital outflow. Pengetatan itu tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) yang naik dari 89,2 persen akhir Desember 2017 menjadi 97,1 persen per Desember 2018. Posisi loan to funding ratio (LFR) juga naik dari 87,2 persen menjadi 95,5 persen.

Adapun laporan kinerja per akhir Desember 2018 menunjukkan dana pihak ketiga Bank Mandiri secara konsolidasi hanya tumbuh 3,1 persen secara year on year. Angkanya naik dari Rp 815,8 triliun menjadi Rp 840,9 triliun.

Adapun untuk giro valas turun 22,9 persen dari Rp 61,9 triliun menjadi Rp 47,8 triliun. Sedangkan tabungan valas turun 1,7 persen dari Rp 27,7 triliun menjadi Rp 27,2 triliun.

Di sisi lain perseroan mampu menaikkan penghimpunan deposito valas dari Rp 25,2 triliun menjadi Rp 40,6 triliun. Kenaikan deposito valas sebesar 61 persen merupakan yang tertinggi dari semua kategori DPK lainnya.

Kartika menjelaskan, perusahaan berupaya menggantikan penurunan DPK valas itu dengan memacu pendanaan agar lebih agresif sejak kuartal awal 2019. Hal ini diterapkan untuk bank konvensional maupun nonkonvensional.

Penghimpunan dana nonkonvensional difokuskan pada denominasi valas, terutama lewat emisi surat berharga. “Kuartal I kami menerbitkan global bond up to US$ 1 miliar. Itu yang lebih prioritas,” kata Tiko.

Sementara itu, untuk penghimpunan dana nonkonvensional denominasi Rupiah diperkirakan tidak akan sebanyak tahun 2018 lalu di mana Bank Mandiri menerbitkan obligasi berkelanjutan hingga Rp 10 triliun.

Baca: Kucurkan Dana Digital, Bank Mandiri Gandeng Tokopedia, Bukalapak

Menurut Tiko, melihat perkembangan sampai Februari kondisi likuiditas rupiah sudah mulai melonggar. “Jadi untuk kuartal II nanti kami akan lihat dulu kebutuhannya, kalau likuiditas Rupiah sudah longgar ya sudah tidak perlu (fund raising dari pasar modal),” katanya.

BISNIS

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

3 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

3 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya