Software Baru Boeing 737 MAX Segera Diluncurkan
Selasa, 19 Maret 2019 11:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Boeing Co., Dennis Muilenburg, menjanjikan akan segera meluncurkan perangkat lunak (software) Boeing 737 MAX. Proses pembuatan dan pembaruan perangkat lunak itu sendiri telah dimulai sejak kecelakaan pertama Boeing 737 Max 8, yaitu yang dialami Lion Air JT 610, Oktober 2018 silam.
Para penyelidik yang menangani jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX milik Ethiopian AIrlines di Ethiopia menemukan kesamaan yang mencolok dalam segi penerbangan vital dengan pesawat sejenis milik Lion Air yang jatuh di perairan Indonesia. Menurut salah satu sumber kepada Reuters, temuan kesamaan itu telah menambah tekanan berat terhadap produsen pesawat terbesar di dunia tersebut.
Bencana jatuhnya pesawat milik maskapai Ethiopian Airlines delapan hari yang lalu menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 157 orang. Kejadian itu berujung pada tak-diterbangkannya Boeing 737 di seluruh dunia dan memicu penyelidikan besar-besaran terhadap industri penerbangan.
"Berdasarkan fakta dari kecelakaan Pesawat 610 Lion Air dan data yang tersedia dari kecelakaan Pesawat 302 milik maskapai Ethiopian Airlines, kami mengambil tindakan untuk memastikan secara penuh keselamatan Boeing 737 MAX," bunyi surat yang ditulis Muilenburg. Ia menambahkan, dirinya memahami dan menyayangkan tantangan yang dihadapi pelanggan kami dan masyarakat penerbangan yang disebabkan adanya larangan operasi penerbangan.
Simak: FAA Larang Boeing 737 Max 8, Menhub Segera Bahas dengan Regulator
"Kami menetapkan larangan beroperasi bagi seluruh pesawat terbang B737-8 MAX yang dioperasikan oleh operator penerbangan Indonesia di wilayah ruang udara Republik Indonesia," kata Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti dalam pesan pendeknya, Kamis sore.
Polana mengatakan langkah ini diambil menyikapi surat pemberitahuan larangan terbang atau continuous airworthiness notification to the international community (CANIC) untuk semua pesawat Boeing 737 MAX. Surat tersebut diterbitkan oleh otoritas penerbangan Amerika Serikat atau Federal Aviation Administration (FAA).
ANTARA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA