Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah menyentuh posisi Rp 14.228 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Selasa, 19 Maret 2019.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.228 per dolar AS, menguat 14 poin atau 0,1 persen dari posisi Rp 14.242 pada Senin (18/3).
"Kondisi pasar memang cenderung tenang. Setelah No Deal Brexit ditolak, pasar sudah mulai tenang karena berarti Inggris akan keluar dengan kesepakatan. Jadi sentimen global juga masih tenang," kata Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yashyi di Jakarta, Selasa,.
Selain itu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) pada Rabu (20/3) besok diprediksi masih mempertahankan tingkat suku bunganya seiring belum meningkatnya pertumbuhan ekonomi AS.
"The Fed juga besok masih diperkirakan dovish soalnya data-data ekonomi Amerika memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Jadi kenaikan suku bunga kemungkinan tidak akan terjadi," ujar Dini.
Di sisi lain, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2019 juga memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan rupiah.
"Di saat pergerakan pasar global lagi tenang, kita Indonesia punya katalis positif dari fundamental kita, terutama surplus "trade balance". Jadi rupiah masih bisa menguat," kata Dini.
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
3 hari lalu
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen