Kerabat Prabowo Diduga Bobol ATM, Bagaimana Proyeksi Saham BCA?
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 17 Maret 2019 16:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kerabat calon presiden Prabowo Subianto, Ramyadjie Priambodo, akhir Februari lalu ditangkap karena dugaan kasus pembobolan anjungan tunai mandiri BCA. Bagaimana prediksi akan pergerakan saham bank swasta nasional terbesar itu pada pekan depan?
Baca: Solusi Defisit BPJS oleh BPN Prabowo Disebut Gali Tutup Lubang
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee memprediksi, sejumlah investor enggan melepas saham di Bank Central Asia atau BCA setelah perusahaan tersebut terjerat kasus skimming. Menurut Hans, investor tak terlampau khawatir dengan pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM) yang membuat bank merugi Rp 300 juta ini.
“Tidak terlalu mempengaruhi investor karena investor tahu kejahatan sudah bisa ditanggulangi,” kata Hans saat dihubungi Tempo pada Ahad, 17 Maret 2019.
Selain tidak berpengaruh terhadap investor, menurut Hans, skimming juga tak akan terlampau mengoreksi nilai saham BCA per Senin, 18 Maret esok. Lantaran nilai pembobolan tak signifikan, saham bank swasta tersebut tetap solid seperti di posisi sebelumnya.
Namun begitu, Hans tak dapat memprediksi secara pasti berapa kecenderungan nilai saham yang bakal terkoreksi imbas adanya kasus tersebut. Lebih lanjut, saham juga tak terlampau akan menurun lantaran BCA belum pernah dibobol oleh oknum.
“Orang juga tidak khawatir karena recovery-nya cepat. Lagian kita tahu saham BCA selama ini cukup solid, jadi kinerja cukup bagus,” ucapnya. Hans mengimbuhkan, kasus skimming senilai Rp 300 juta ini juga hanya bakal berdampak jangka pendek.
Saham dengan kode BBCA pada Jumat lalu, 15 Maret 2019, ditutup di level Rp 27.500 per lembar. Angka ini menguat ketimbang sehari sebelumnya Rp 27.400 per lembar. Nilai kapitalisasi pasar BCA tercatat telah mencapai Rp 678,01 triliun.
Selama ini saham BCA masih menjadi favorit sejumlah analis. Saham emiten dengan kode BBCA ini sudah naik 5,77 persen dibandingkan dengan akhir 2018. Sebanyak 20 dari 37 sekuritas konsensus Bloomberg merekomendasikan tahan saham BBCA, sedangkan 14 sekuritas merekomendasikan beli dan 3 merekomendasikan jual. Target harga rata-rata konsensus adalah Rp 28.274 per lembar saham.
Budi Rustanto, analis Valbury Sekuritas Indonesia, merupakan salah satu sekuritas yang merekomendasikan beli dengan target harga Rp 30.500, dengan asumsi return on equity sebesar 16,x dan cost of equity 11,3x. Target harga ini mencerminkan tingkat PE ratio 27,5x dan PBV 4,4x atas proyeksi laba 2019.