Rendah, Minat Investasi Pertambangan di Indonesia

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Senin, 11 Maret 2019 11:44 WIB

Lokasi pertambangan emas tanpa izin atau ilegal yang ambruk terlihat dari Desa Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondouw, Sulawesi Utara, Kamis 28 Februari 2019. Proses evakuasi korban masih terus berlangsung di lokasi tambang dengan kondisi medan yang terjal, hingga saat ini tim gabungan SAR, TNI, Polri telah berhasil mengevakuasi 27 orang,19 diantaranya korban luka-luka dan delapan orang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

TEMPO.CO, Medan - Minat investasi pertambangan di Indonesia masih rendah dan trennya terus menurun karena berbagai faktor. Ketidakpastian mengenai penyelesaian sengketa tanah dan peraturan lingkungan yang diterbitkan daerah adalah salah satunya.

Baca: Freeport Tanggapi Cerita Pertemuan Jokowi dan James Moffett

"Indeks ketertarikan investasi pertambangan di Indonesia misalnya masih di tingkat 25 dari indeks yang sebesar 83," ujar Guru Besar Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung, Prof Dr Ir Irwandy Arif di Parapat, Sumatera Utara, Senin, pada saat berbicara tentang perkembangan industri pertambangan emas Indonesia dan dunia.

Menurut Irwandy, hambatan bisnis pertambangan di sektor kebijakan itu terlihat dari persepsi indeks kebijakan yang tinggi atau 70 dari indikator sebesar 83. Ia menambahkan, minat investasi di sektor pertambangan yang rendah itu karena adanya duplikasi dan inkosistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antardepartemen, antarkabupaten, dan antara pusat dengan daerah.

Kemudian ketidakpastian mengenai daerah mana yang akan dilindungi sebagai taman, hutan lindung, situs arkelogi dan lainnya. Termasuk ketidakpastian mengenai administrasi, interpretasi dan penegakan peraturan yang berlaku. "Sudah seharusnya kondisi itu diperbaiki karena kontribusi usaha pertambangan bagi negara cukup besar,” kata Irwandy.

Padahal, kata Irwandy, usaha pertambangan memiliki dampak berantai yang positif seperti membuka keterisolasian, penerimaan negara/daerah, penyerapan tenaga kerja dan menumbuhkan usaha jasa, serta dampak ke fiskal berupa penerimaan royalti, pajak penghasilan, deviden, PBB, pajak daerah dan lainnya.

Apalagi, Irwandy menambahkan, potensi hasil pertambangan di Indonesia, kata dia, masih cukup besar. Cadangan emas di Indonesia misalnya masuk peringkat kelima besar di dunia atau pada 2018 sebanyak 2.500 ton. “Emas yang sudah diproduksi di Indonesia masih 85 ton,” ujar dia.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

9 menit lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

19 jam lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

1 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

1 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

1 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

1 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

2 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

2 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya