Cina Pangkas Target Pertumbuhan, Bursa Saham Asia Jeblok

Selasa, 5 Maret 2019 09:49 WIB

New York Stock Exchange. AP/Mark Lennihan

TEMPO.CO, Jakarta - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan hari ini terimbas pengumuman pemerintah Cina yang memangkas target pertumbuhan ekonominya untuk tahun 2019.

Baca: Cina Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi jadi 6 Persen di 2019

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau melemah 0,2 persen, sedangkan indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,3 persen. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6 persen dan indeks Kospi Korea Selatan kehilangan 0,5 persen.

Seperti dilansir Reuters, Cina memangkas target pertumbuhan untuk tahun ini menjadi 6,0 persen hingga 6,5 persen. Angka itu sesuai dengan ekspektasi analis, dari sekitar 6,5 persen tahun lalu.

Perdana Menteri Cina Li Keqiang juga memperkirakan defisit anggaran sebesar 2,8 persen dari PDB. Sementara Departemen Keuangan menetapkan kuota untuk obligasi khusus pemerintah daerah sebesar 2,15 triliun yuan, atau 0,8 triliun yuan lebih tinggi dari kuota tahun lalu.

Advertising
Advertising

"Peningkatan obligasi khusus pemerintah daerah cukup besar," kata Naoto Saito, kepala analis di Daiwa Institute of Research, seperti dikutip Reuters, Selasa, 5 Maret 2019.

Naoto menjelaskan, dana itu hanya akan digunakan untuk investasi infrastruktur. "Anda tidak dapat menghindari kesan bahwa pemerintah mengandalkan investasi untuk mendukung perekonomian dalam jangka pendek daripada de-leveraging. Ini dapat menyebabkan masalah dalam jangka panjang,” ucapnya.

Bursa Asia juga mengekor pelemahan pada indeks utama Wall Street yang jatuh pada hari Senin, dengan Dow Jones Industrial Average turun 0,79 persen dan S&P 500 melemah 0,39 persen. Penurunan tak terduga dalam pengeluaran konstruksi AS disebut sebagai faktor penekan indeks.

Tetapi sejumlah analis melihat pelemahan ini sebagai koreksi yang lama tertunda setelah reli sejak akhir tahun lalu. MSCI World Index, yang melacak 23 pasar saham negara maju, telah menguat 16,6 persen dari level terendah dua tahun pada 26 Desember, bahkan ketika prospek pendapatan perusahaan mandek, didorong oleh ekspektasi The Fed yang dovish perundingan perdagangan antara Beijing dan Washington.

Baca: BI Ingatkan Tantangan Ekonomi Indonesia 2019 dari Cina dan AS

Laporan media pada hari Senin bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping dapat mencapai kesepakatan perdagangan formal pada pertemuan tingkat tinggi yang direncanakan sekitar 27 Maret 2019. Akan tetapi, berita ini justru mendorong aksi ambil untung daripada pembelian lebih lanjut.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

11 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

19 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

21 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya