Jusuf Kalla Sebut yang Bisa Majukan Indonesia Hanya Manufaktur

Kamis, 28 Februari 2019 11:46 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla memasuki ruang masinis kereta Mass Rapid Transportation (MRT) saat meninjau di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019. Usai menghadiri pelantikan Gubernur Riau Syamsuar dan Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Jusuf Kalla meninjau proyek ini. Setwapres RI

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut bahwa yang bisa membuat maju bangsa Indonesia adalah sektor manufaktur. Sebab, kata dia, hanya sektor inilah yang bisa mendorong pendapatan masyarakat untuk bisa tumbuh lebih cepat.

BACA: JK Minta Masjid Tak Dijadikan Tempat Kampanye

Kalla mencontohkan sehebat-hebatnya dan serajin-rajinnya petani, pendapatannya sulit untuk lebih tinggi dibandingkan pendapatan jika mereka bekerja di sektor manufaktur. "Karena sehebat-hebatnya dan sekuat-kuatnya petani pendapatannya paling tinggi Rp 1 juta per bulan," kata Kalla saat hadir dalam acara CNBC Economi Outlook 2019 di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Kamis 28 Februari 2019.

Menurut Kalla, jika mereka bisa diserap di sektor manufaktur pendapatanya bisa meningkat lebih cepat. Rata-rata pendapatan bisa meningkat menjadi sekitar Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta. Atau bisa mendapat peningkatan pendapatan 3 kali lipat dibandingkan menjadi petani paling rajin di sawah.

Adapun, data dari data Bank Indonesia, kinerja industri di triwulan 4 2018 sempat menurun. Data Prompt Manufacturing Index (PMI) BI di triwulan IV 2018 hanya sebesar 51,92 persen. Indeks ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 52,02 persen.

Advertising
Advertising

BACA: Kepada JK, Ketua PMI Sulbar Sampaikan Keluhan Soal Fasilitas

Sementara itu, dalam acara itu, Kalla juga sempat meminta para pengusaha untuk tak terlalu takut dengan kondisi politik. Apalagi, selama empat kali pemilihan umum terakhir, belum ada kerusuhan yang terjadi yang berdampak pada ekonomi.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini bahkan mengatakan bahwa tahun politik adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi. Sebab, harga-harga justru cenderung lebih murah jika dibandingkan dengan ketika kondisi normal.

"Justru pengusaha bisa untuk saat ini investasi tahun ini, karena justru murah, mumpung beton murah, tanah juga tidak menjulang kayak tiga tahun lalu. Belum lagi ada sebanyak 265 juta yang siap untuk belanja, konsumsi luar biasa," kata Jusuf Kalla.

Berita terkait

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

14 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

21 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

1 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

2 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

2 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

8 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

8 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

11 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya