Regulasi Listrik Tenaga Surya Dinilai Hambat Investasi

Kamis, 28 Februari 2019 07:50 WIB

Panel listrik tenaga surya terpasang di sekitar lokasi pengungsian korban gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 16 Oktober 2018. Keberadaan panel tersebut membantu pengungsi mendapatkan sumber listrik sebagai penerangan meski belum sepenuhnya dapat mengaliri lokasi pengungsian. ANTARAMohamad Hamzah

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) menyatakan rangkaian kebijakan yang mengatur listrik tenaga surya menghambat pengembangan teknologi ramah lingkungan tersebut. Analis IEEFA, Elrika Hamdi, menyatakan perkembangan energi surya sebagai pembangkit listrik di Indonesia tertinggal dari negara-negara ASEAN.

Simak: Listrik Tenaga Surya Berupa 200 Unit PJUTS Lombok Utara Dibangun

Elrika mencatat, kapasitas pembangkit energi surya di Indonesia hanya 80 Megawatt (MW). Sementara Thailand misanya, sudah memiliki kapasitas hingga 2,6 juta MW dan Filipina 868 MW. "Padahal Indonesia memiliki potensi hingga 500 Gigawatt," ujarnya, Rabu 27 Februari 2019.

Situasinya, menurut dia, diperparah dengan ketidakseriusan pemerintah membangun tenaga surya. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga 2020 nanti tercatat kapasitasnya hanya bertambah sekitar 200 MW. Mengutip data The Lantau Group, Thailand tercatat berencana menambah hingga 1.000 MW pada 2020. Vietnam bahkan memproyeksikan penambahan kapasitas hingga 3.000 MW.

Elrika menyatakan kebijakan yang menghambat pengembangan tenaga surya salah satunya ialah ketentuan Built, Operate, Own, and Transfer (BOOT) yang mewajibkan pengalihan kepemilikan proyek usai 20 tahun beroperasi. "Terlepas dari nilai aset dan manfaat residual yang masih berjalan, kebijakan ini mengurangi tingkat keekonomian proyek listrik tenaga surya," ujarnya.

Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Surya swasta (IPP) juga kesulitan lantaran listrik yang dijual dihargai 85 persen lebih rendah dari Biaya Pokok Produksi (BPP) pembangkit konvensional PLN. PLTS kesulitan bersaing dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap berbasis batu bara yang disuntik subsidi pemerintah.

Elrika menuturkan, penentuan BPP pun tak transparan. Selama ini faktor penentu BPP hanya diketahui oleh PLN dan Kementerian Energi.

Di sisi lain, IPP harus mengikuti aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk panel tenaga surya. Indonesia saat ini masih harus mengimpor komponen panel dari luar negeri lalu merangkainya di dalam negeri. Harga komponen tersebut lebih mahal ketimbang panel surya yang dijual negara lain seperti Cina. Akibatnya harga jual panel surya buatan lokal lebih mahal dari produk impor.

Managing Director Akuo Energy Indonesia, M. Refi Kunaefi, menyatakan pemerintah perlu memberi insentif bagi IPP yang mematuhi aturan TKDN dengan meningkatkan serapan pasar dan investasi di industri tersebut. Tujuannya agar harga panel surya bisa ditekan. “Jika pengguna TKDN dapat insentif, orang bisa pakai produksi dalam negeri. Dampaknya, investasi ke industri panel surya bisa semakin murah,” katanya.

Refi juga menyarankan pemerintah untuk memberikan kepastian regulasi. Potensi pengembangan tenaga surya di Indonesia, menurut dia, sangat besar. Peluang investasi akan lebih mudah dikerjakan pihak swasta jika pemerintah bersedia duduk bersama untuk menjalin kerja sama sehingga kebutuhan listrik penduduk bisa terpenuhi.

Direktur Aneka Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Harris mengatakan ketentuan untuk PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) sudah cukup menarik bagi investor. Ketentuan BOOT misalnya, berlaku tidak hanya untuk PLTS. "Jika dianggap ketentuan tersebut menghambat investasi, mungkin bisa dilihat pada progress PPA pada 2017," ujarnya. Power purchase agreement (PPA) untuk PLTS mencapai enam proyek. Semua proyek tersebut telah mencapai tahap financial close sebelum desember 2018.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

7 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

7 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

11 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

12 jam lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

14 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

19 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

1 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

1 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

2 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya