Luhut: Mau Pilih Prabowo atau Jokowi Suka-sukamu, Asal...

Jumat, 22 Februari 2019 17:03 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan merayakan ulang tahun di parkir Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin, 1 Oktober 2018. TEMPO/ Caesar Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyinggung soal banyaknya penyebaran informasi yang salah atau hoax menjelang Pemilihan Presiden 2019. Luhut mengaku kecewa karena yang akan menanggung akibatnya adalah anak muda Indonesia.

BACA: Luhut Tidak Bantah Ada Pertemuan Jokowi dan Bos Freeport

"Mau pilih 2 (Prabowo Subianto) dan 1 (Joko Widodo atau Jokowi) suka-suka mu, jangan kamu rusak pikiran anak-anak muda itu informasi yang salah," kata usai menghadiri acara diskusi di Gedung Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta Pusat, Jumat, 22 Februari 2019. Acara ini tak hanya dihadiri oleh perwakilan institusi lokal, namun juga media asing dan perwakilan kedutaan besar asing di Indonesia.

Menurut Luhut, pemerintah terpaksa menghabiskan waktu hingga sekitar 30 persen banyaknya demi mengklarifikasi isu-isu hoaks yang muncul. "Untuk menjelaskan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dijelaskan," kata dia. Selain penyebaran hoaks, Luhut pun juga menyindir pihak-pihak yang hanya sekedar menyampaikan kritik atas kinerja pemerintah, tapi sama sekali tak menawarkan solusi.

BACA: Said Didu Ungkap Sumber Dana Pembelian Lahan Prabowo di Kaltim

Dalam kesempatan ini, Luhut juga memberikan klarifikasi atas beberapa informasi yang berkembang di masyarakat yang menurut dia salah. Pertama yaitu soal pertemuan diam-diam antara Presiden Jokowi dengan Bos Freeport McMoran Inc, James R. Moffet alias Jim Moffet. "Ya bertemu presiden kan belum tentu sering-sering juga, saya juga bertemu Moffet juga, gak ada masalahnya," kata Luhut.

Lalu ada juga masalah pembangunan jalan desa sepanjang 191 ribu kilometer yang disampaikan Jokowi saat Debat Capres kedua pada Minggu, 17 Februari 2019. Pernyataan itu banyak dikritik pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno dan menganggap Jokowi berbohong.
"Yang bilang bohong itu dia yang bohong," ujarnya.

Walau begitu, sejumlah pihak juga kerap mengkritik informasi salah yang disampaikan oleh Jokowi sendiri. Pertama soal impor beras yang menurun dalam empat tahun terakhir. "Begitu disampaikan soal beras itu, itu ga benar, dari data bulanan yang saya kumpulkan ga benar, Jokowi bilang menurun, entah siapa yang bilangin itu," kata dia dalam diskusi di Gedung CSIS, Jakarta Pusat, Senin, 18 Februari 2019.

Lalu di hari yang sama, Jokowi juga meralat ucapannya yang mengklaim tidak ada kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dalam kurun tiga tahun terakhir saat Debat Capres kedua. "Saya sampaikan kami bisa mengatasi kebakaran dalam tiga tahun ini, artinya bukan tidak ada, tapi turun drastis, turun 85 persen lebih," katanya di Pandeglang, Banten.

Baca berita lainnya tentang Luhut di Tempo.co.

Berita terkait

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

2 jam lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

3 jam lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

6 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

6 jam lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

6 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

8 jam lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

8 jam lalu

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan layanan internet milik Elon Musk, Starlink mulai menawarkan layanannya untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

8 jam lalu

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

9 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

10 jam lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya