Ide Swasembada Pangan Jokowi dan Prabowo Dinilai Kuno

Senin, 18 Februari 2019 13:52 WIB

Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi (ketiga kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (keempat kiri) berswa foto bersama seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 17 Februari 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin mengatakan swasembada pangan sebenarnya merupakan ide usang dan sudah banyak ditinggalkan banyak negara di dunia. Namun, ide tersebut masih tetap saja muncul dalam gelaran Debat Capres kedua yang digelar Minggu malam, 17 Februari 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

Simak: Debat Pilpres kedua, Sandiaga: Prabowo Fokus Isu Pangan - Energi

"Gak cukup lagi bahas swasembada, itu old-fashioned," kata dia dalam diskusi di Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta Pusat, Senin, 18 Februari 2019.

Sebab 5 tahun terakhir, kata Bustanul, Indonesia sebenarnya sudah termasuk dalam negara yang mencapai swasembada pangan dalam komoditas beras. Ini terlihat dari angka Self Sufficiency Ratio (SSR) alias Rasio Swasembada dari beras di Indonesia sudah berkisar 94 hingga 99 persen yang menandakan swasembada telah tercapai. Jika angkanya melewati 120 persen, maka satu negara dikatakan surplus pangan.

Sebelumnya dalam Debat Capres kedua yang diadakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, ide soal swasembada pangan sempat diungkapkan oleh calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. “Kita harus berdiri di atas kaki sendiri, kita harus swasembada pangan, swasembada energi, dan air agar survive,” katanya saat memaparkan visi misinya pada debat capres kedua, Minggu, 17 Februari 2019.

Advertising
Advertising

Prabowo menjelaskan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut tolak ukur keberhasilan sebuah negara bisa memenuhi pangan energi, dan air. Oleh karena itu saat menjadi kepala negara nanti, capres nomor urut 02 ini bakal menjamin pangan yang terjangkau untuk seluruh Indonesia.

Sementara Ide soal swasembada telah disampaikan Jokowi sejak dua bulan usai dilantik menjadi presiden. Menurut Jokowi, Indonesia harus sudah bisa mandiri atau swasembada pangan dalam tiga tahun. "Tidak boleh ditawar," ujarnya. Lalu dalam Debat Capres, Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia telah mencapai surplus komoditas beras dan menurunkan impor jagung dari 3,5 tahun 2015 menjadi hanya 180 ribu di tahun 2018.

Dibandingkan swasembada, Bustanul menyebut ide yang lebih maju dari itu adalah ketahanan pangan. Berbagai aspek diatur dalam konsep ini mulai penyediaan pangan yang berkualitas dan bergizi bagi masyarakat, hingga akses pangan oleh masyarakat. Sebab, kata dia, percuma produksi beras surplus kalau masyarakat kesulitan mengaksesnya. "Jadi kalau swasembada itu urusan perut, maka ketahanan pangan itu urusan otak."

Berita terkait

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

2 jam lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

6 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

7 jam lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

7 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

8 jam lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

9 jam lalu

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

10 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

11 jam lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

12 jam lalu

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.

Baca Selengkapnya