Jokowi Sebut Produksi Beras Surplus, Prabowo: Kenapa Impor?

Senin, 18 Februari 2019 08:50 WIB

Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 17 Februari 2019. Debat itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa jumlah produksi beras terus meningkat setiap tahun. Dia mencontohkan pada 1984, ketika swasembada beras terjadi, jumlah produksi mencapai angka 28 juta ton per tahun.

Jokowi mengatakan sedangkan sepanjang 2018 kemarin produksi beras telah mencapai angka 33 juta ton beras. Adapun jumlah konsumsinya hanya mencapai angka 29 juta ton.

"Artinya apa? Ada stok, ada surplus sebanyak hampir 3 juta ton atau 2,8 juta ton. Apa artinya? Saat ini sebetulnya sudah surplus," kata Jokowi dalam acara debat capres Kedua di Hotel Sultan, Ahad, 17 Februari 2019.

Menanggapi penjelasan Jokowi tersebut, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto justru mempertanyakan strategi kebijakan Jokowi. Menurut Prabowo, jika memang kondisinya surplus lalu mengapa kebijakan impor masih dilakukan.

"Itu yang yang jadi masalah. Kalau sudah benar kelebihan tiga juta, kenapa harus impor?" ujar Prabowo.

Advertising
Advertising

Menurut Prabowo impor tidak perlu dilakukan, sebab jika dilakukan akan mengerus kondisi devisa negara. Prabowo menjelaskan jika dirinya terpilih, ia akan lebih condong untuk fokus pada pemberdayaan petani lokal supaya bisa meningkatkan produksi sehingga impor tidak lagi diperlukan.

Ketua Umum Partai Gerindra ini menuturkan, akan fokus pada strategi pembukaan lahan baru, kebijakan untuk membantu pemberian benih dan juga pemberian pupuk supaya tepat sasaran langsung kepada petani Menurut dia, inilah yang mebedakan falsafah ekonomi yang diterapkan dirinya dengan Jokowi.

"Kami berpegang kepada bahwa ekonomi harus untuk rakyat, bukan rakyat untuk ekonomi," kata Prabowo.

Menjawab Prabowo, Jokowi mengatakan bahwa dalam konteks komoditas hal yang paling sulit adalah menjaga keseimbangan harga. Terutama supaya para petani maupun masyarakat sama-sama bisa mendapatkan manfaatnya.

Mantan Walikota Solo ini menuturkan jika hanya ingin fokus untuk menyenangkan petani, pemerintah bisa saja menetapkan kebijakan untuk menaikan harga produk gabah atau harga pokok penjualan. Namun, jika fokus pada kebijakan itu tentu akan berdampak pada harga di pasaran yang akan melambung.

"Keseimbangan inilah yang terus dijaga. Artinya apa? Petani juga bisa mendapatkan untung tetapi masyarakat juga bisa menjangkau harga yang ada di pasar," kata Jokowi di acara debat capres.

Jokowi menjelaskan bahwa pada posisi itulah sebenarnya fungsi pemerintah sebagai regulator bisa berjalan. Menjaga stabilitas harga, supaya kedua pihak tidak dirugikan dan sama-sama mendapat keuntungan.

Berita terkait

Kans Gabung di Kabinet Prabowo-Gibran: Anies Tak Mau Berandai-andai, Ganjar Sebut Lebih Baik di Luar

9 menit lalu

Kans Gabung di Kabinet Prabowo-Gibran: Anies Tak Mau Berandai-andai, Ganjar Sebut Lebih Baik di Luar

Anies tidak mau berandai-andai. Sedangkan Ganjar menyebutnya lebih baik di luar kabinet Prabowo-Gibran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

44 menit lalu

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

Peluang PKS merapat ke kubu Prabowo mendapatkan respons dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Apa responsnya?

Baca Selengkapnya

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

49 menit lalu

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

1 jam lalu

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

Presiden Jokowi tunjuk Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Satgas Gula dan bioetanol. Apa saja tugas-tugasnya?

Baca Selengkapnya

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

11 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

12 jam lalu

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Anies Baswedan mengakui dirinya masih kerap ditanya apakah akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

13 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

14 jam lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

15 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

16 jam lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya