Greenpeace Singgung Oligarki Ekonomi di Balik Jokowi dan Prabowo

Minggu, 17 Februari 2019 17:15 WIB

Ilustrasi pertambangan

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak mengatakan praktik oligarki ekonomi menjadi persoalan mendasar dari masalah lingkungan di Indonesia saat ini. Praktik ini, kata dia, muncul di kedua kontestan Pemilu Presiden 2019, yaitu calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo alias Jokowi maupun calon nomor urut 02 Prabowo Subianto.

BACA: Timses Jokowi Gelar Panggung Budaya Meriahkan Debat Capres

“Kita (Indonesia) punya persoalan besar di situ,” kata Leonard dalam jumpa pers di Kantor Pusat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Februari 2019. Jumpa pers ini diadakan sejumlah organisasi lingkungan hidup yang tergabung dalam Koalisi Golongan Hutan, yang berupaya menagih komitmen keberpihakan pasangan capres terkait masalah lingkungan saat ini.

Leonard menjelaskan bahwa aktor-aktor politik di Indonesia memang sangat terikat dengan industri berbasis ekstraktif seperti batu bara, kelapa sawit, minyak dan gas bumi. Persoalan muncul ketika pelaku industri tersebut mendukung dan membiayai seorang tokoh politik. “Itu kan gak gratis, ada tagihannya saat dia terpilih, jadi semacam ijon dalam bentuk yang sophisticated (canggih).”

BACA: Debat Capres, 3 Kritik Kubu Prabowo soal Infrastruktur Era Jokowi

Advertising
Advertising

Sebelumnya menurut data Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam di kubu Jokowi ada enam orang yang diketahui merupakan pengusaha tambang. Yakni kakak dari Ketua TKN, Erick Thohir, Garbaldi Thohir. Bendahara TKN, Wahyu Trenggono. Luhut Binsar Panjaitan. Ketua Bravo 5 Fachrur Razi, dan anggota Bravo 5 Letnan Jenderal Suaidi Marasabessy. Serta anak Dewan Pengarah TKN, Jusuf Kalla, Solihin Jusuf Kalla.

Sedangkan di kubu Prabowo diketahui setidaknya ada lima pengusaha tambang. Pertama Prabowo Subianto sendiri pemilik PT Nusantara Energy. Kedua calon wakilnya Sandiaga Uno yang melalui PT Saratoga Investama Sedaya Tbk yang memiliki 20,75 persen saham di PT Merdeka Copper Gold TBK. Ketiga adik dari Prabowo, Hashim Djojohadikusumo pemilik Asrari Group. Kelima, Hanifah Husain istri dari Direktur Relawan BPN, Ferry Mursyidan Baldan yang menjadi direktur di tiga perusahaan tambang.

Menurut Kepala Kampanye Jatam, Melky Nahar, relasi antara penguasa dan pengusaha iberpotensi melahirkan konflik kepentingan. “Bisa jadi ada upaya membuat nyaman investasi tambang saat kandidat yang mereka dukung menang,” kata Melky dikutip dari Koran Tempo, Kamis, 14 Februari 2019.

Juru bicara Kubu Jokowi, Ace Hasan Syadzily menampik tudingan ada konflik kepentingan di dalam kubu Jokowi. “Mungkin mereka mendukung Pak Jokowi karena selama ini justru (Jokowi) pro terhadap pengembangan usaha tambang yang lebih friendly,” ujar Ace ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu, 16 Februari 2019.

Sedangkan juru bicara Kubu Prabowo, Harryadin Mahardika, justru menyebut kubu inkumben-lah memiliki banyak kepentingan-kepentingan tambang. “Di pihak 01 banyak sekali kepentingan-kepentingan tambang di sana. Kami tidak menuduh bahwa pemain tambang di 01 adalah mereka yang melanggar tiga hal tersebut,” ujar Harryadin ditemui di lokasi yang sama di waktu yang berbeda dengan Ace.

Baca berita tentang Jokowi lainnya di Tempo.co.

FIKRI ARIGI

Berita terkait

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

28 menit lalu

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

Cak Imin menyerahkan 8 agenda perubahan itu kepada Prabowo saat Ketua Umum Gerindra itu mengunjungi Kantor DPP PKB.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

54 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

56 menit lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

PDIP Berharap Putusan PTUN Jadi Pertimbangan MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran

1 jam lalu

PDIP Berharap Putusan PTUN Jadi Pertimbangan MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran

Kata PDIP soal upaya gugatan di PTUN.

Baca Selengkapnya

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar

1 jam lalu

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar

Presiden Jokowi memilih untuk menyaksikan laga Timnas U-23 Indonesia melwan Irak dari kamarnya.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

3 jam lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Mendampingi Presiden Jokowi Gowes di Mataram

3 jam lalu

Mentan Amran Mendampingi Presiden Jokowi Gowes di Mataram

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut serta bersama presiden menyapa warga Mataram.

Baca Selengkapnya

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

4 jam lalu

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

Jokowi pernah memerintahkan pengkajian soal status bagi diaspora, tapi menurun Menteri Hukum bukan kewarganegaraan ganda.

Baca Selengkapnya