Kata Achmad Zaky Soal Seruan Viral #UninstallBukalapak

Sabtu, 16 Februari 2019 14:44 WIB

Pendiri dan CEO Bukalapak.com Ahmad Zaky ditemani Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu 16 Februari 2019. Tagar #uninstalljokowi menjadi trending tropic pertama di dunia. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Achmad Zaky, Bos Bukalapak, enggan mengomentasi dampak viralnya seruan #UninstallBukalapak terhadap bisnis perusahaan tersebut.

Simak: Usai Bertemu Achmad Zaky, Jokowi: Stop Uninstall Bukalapak, Stop

"Saya enggak bisa jawab," ujarnya seusai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu 16 Februari 2019.

Seperti diketahui,hari ini Zaky menemui Presiden Jokowi. Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki. Zaky, yang mengenakan batik lengan panjang, mengucapkan terima kasih kepada Presiden yang meluangkan waktu untuk bertemu dengannya.

"Secara pribadi saya mengucapkan minta maaf kepada bapak dan meluruskan juga yang kemarin," tuturnya.

Advertising
Advertising

Seperti diketahui, para warganet mendorong para pengguna aplikasi Bukalapak untuk menghapus (uninstall) aplikasi itu di telepon genggam masing-masing. Mereka menyematkan tagar #UninstallBukalapak sebagai bentuk respons negatif terhadap pernyataan Zaky.

Tagar itu sempat menjadi salah satu yang terpopuler di Twitter Indonesia pada Kamis 14 Februari 2019, dengan jumlah cuitan hingga lebih dari 56.700.

Saat itu Zaky bercerita tentang dana riset dan pengembangan di Indonesia (Research and Development/R&D) yang dianggapnya masih ketinggalan dibandingkan negara lain.

Zaky menyatakan industri 4.0 adalah omong kosong apabila anggaran R&D di Indonesia hanya sekitar US$2 miliar pada 2016 atau lebih kecil dibandingkan dengan negara lain. Amerika Serikat misalnya, disebut mempunyai anggaran sebesar US$511 miliar.

Sementara itu, China menyiapkan anggaran senilai US$451 miliar, Jepang US$165 miliar, sampai negara tetangga, Singapura US$10 miliar.

"Mudah2an presiden baru bisa naikin," tulis pengusaha muda tersebut di akun Twitter-nya yang memiliki lebih dari 20.000 pengikut.

Cuitan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu kemudian ditanggapi oleh para pengguna akun Twitter lainnya. Pengguna akun media sosial atau yang dikenal sebagai warganet (warga internet) itu tidak mempersoalkan cuitannya mengenai dana R&D, melainkan tentang harapan soal "Presiden Baru".

Sontak, tulisan Zaky itu direspons negatif oleh para warganet. Tulisan soal "Presiden Baru" itu diartikan bahwa Zaky tidak mendukung Joko Widodo, Presiden Indonesia saat ini yang kembali mencalonkan diri sebagai Presiden periode 2019-2024 dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menghadapi rival lama, Prabowo Subianto.

Sebaliknya, dalam berbagai kesempatan, Jokowi menunjukkan dukungan terhadap Bukalapak sebagai salah satu unicorn atau perusahaan rintisan yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar pada saat ini. Pada Januari 2019, Jokowi juga menghadiri acara ulangtahun Bukalapak di Jakarta.

Berita terkait

Pendiri Bukalapak Achmad Zaky Suntik Modal ke Startup Efisiensi Energi Powerbrain

28 Juni 2022

Pendiri Bukalapak Achmad Zaky Suntik Modal ke Startup Efisiensi Energi Powerbrain

Perusahaan pengembang efisiensi energi pertama di Indonesia yang memanfaatkan smart technology, Powerbrain Automasi Energi (Powerbrain), mendapat pendanaan dari Achmad Zaky Foundation, organisasi non-profit yang didirikan oleh Achmad Zaky, co-founder Bukalapak.

Baca Selengkapnya

Pendiri Bukalapak Buka Lowongan Kerja untuk Profesional Bidang Investasi

23 Agustus 2021

Pendiri Bukalapak Buka Lowongan Kerja untuk Profesional Bidang Investasi

Pendiri PT Bukalapak.com Tbk Achmad Zaky membuka lowongan kerja di dana ventura yang dikelolanya, Init 6.

Baca Selengkapnya

Pendiri Bukalapak Jelaskan Alasan Suntikkan Dana USD 5 Juta ke Startup Cloud

9 April 2021

Pendiri Bukalapak Jelaskan Alasan Suntikkan Dana USD 5 Juta ke Startup Cloud

Pendiri Bukalapak Achmad Zaky berkeinginan perusahaan-perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri bisa menggarap pasar regional.

Baca Selengkapnya

Kurangi 'Bakar Uang' , CEO Bukalapak Sebut Transaksi Melonjak 200 Persen

7 Januari 2021

Kurangi 'Bakar Uang' , CEO Bukalapak Sebut Transaksi Melonjak 200 Persen

CEO Bukalapak menyebut capaian positif bisa tetap dicapai meski perusahaan mengurangi promosi 'bakar uang'yang lumrah dilakukan di bisnis sejenis.

Baca Selengkapnya

11 Tahun Berdiri, Kapan Bukalapak Mau Melantai di Bursa?

6 Januari 2021

11 Tahun Berdiri, Kapan Bukalapak Mau Melantai di Bursa?

Menurut CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, IPO memang menjadi salah satu opsi bagi perusahaan untuk meraih pendanaan.

Baca Selengkapnya

Pencurian Data Pribadi Nyata, Ini Heboh 11 Serangan Siber Sepanjang 2020

23 Desember 2020

Pencurian Data Pribadi Nyata, Ini Heboh 11 Serangan Siber Sepanjang 2020

Sejumlah platform belanja online paling banyak menghadapi serangan siber sepanjang 2020 ini.

Baca Selengkapnya

Pandemi Covid-19, V-Kool Layani Penjualan Secara Online

22 Desember 2020

Pandemi Covid-19, V-Kool Layani Penjualan Secara Online

V-Kool menyiasati situasi pandemi Covid-19 dengan penjualan online dan layanan home service.

Baca Selengkapnya

Harbolnas 12.12: Promo Lazada, Shopee, Bukalapak, sampai Garuda Indonesia

12 Desember 2020

Harbolnas 12.12: Promo Lazada, Shopee, Bukalapak, sampai Garuda Indonesia

Lazada, Bukalapak, Shopee, hingga Garuda Indonesia menawarkan promo masing-masing untuk menarik minat para pembeli pada Harbolnas 12.12..

Baca Selengkapnya

Harbolnas 12.12, Bukalapak Diskon 20 Persen untuk iPhone hingga PlayStation

7 Desember 2020

Harbolnas 12.12, Bukalapak Diskon 20 Persen untuk iPhone hingga PlayStation

Bukalapak menyediakan diskon minimal 20 persen untuk barang-barang elektronik, seperti iPhone, PlayStation, dan televisi selama Harbolnas 12.12.

Baca Selengkapnya

Bos SCTV dan Bukalapak Akuisisi 71,8 Persen Saham Omni Hospitals

1 Desember 2020

Bos SCTV dan Bukalapak Akuisisi 71,8 Persen Saham Omni Hospitals

Perusahaan induk SCTV mengakuisisi saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, pengelola RS Omni Hospitals senilai Rp581 miliar.

Baca Selengkapnya