TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyerukan kepada masyarakat untuk berhenti melakukan uninstall aplikasi Bukalapak. "Saya mengajak hari ini untuk menghentikan, untuk stop uninstall Bukalapak. Stop," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu, 16 Februari 2019.
Baca : Uninstall Bukalapak, Muncul Viral LupaBapak, TutupLapak...
Jokowi mengatakan, Bukalapak sebagai salah satu unicorn di Indonesia perlu memiliki ruang untuk berkompetisi dengan negara lain. Hal itu, kata dia, sejalan dengan semangat pemerintah yang ingin mendorong anak-anak muda yang memiliki inovasi dan kreatifitas supaya bisa maju.
Selain itu, Jokowi juga ingin agar pelaku UMKM yang berjualan secara offline mau masuk ke marketplace dengan sistem online, seperti Bukalapak, untuk menumbuhkan perekonomian.
Indonesia memiliki empat perusahaan perintis atau startup yang sudah berstatus unicorn atau memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar atau Rp 13,8 triliun. Perusahaan unicorn Indonesia di antaranya Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.
Kampanye uninstall Bukalapak sebelumnya populer di Twitter setelah cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky mengenai industri 4.0 viral, pada Kamis, 14 Februari 2019.
Zaky mengatakan omong kosong industri 4.0 kalau budget riset dan pengembangan negara seperti saat ini. Dia menunjukkan data perbandingan dana riset dengan negara-negara lain. Menurut Zaky, dana riset dan pengembangan di Amerika sebesar US$ 511 miliar, Cina US$ 451 miliar, Jepang US$ 165 miliar, Jerman US$ 118 miliar, Korea US$ 91 miliar, Taiwan US$ 33 miliar, Australia US$ 23 miliar, Malaysia US$ 10 miliar, Singapore US$ 10 miliar, dan Indonesia US$ 2 miliar. "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis akun @achmadzaky.
Dalam hitungan beberapa jam, cuitan itu viral hingga muncul tagar #uninstallbukalapak. Beberapa waktu kemudian, akun Achmad Zaky kembali menulis bahwa twit yang dia buat telah viral. "Bangun-bangun viral tweet saya gara-gara 'presiden baru', maksudnya siapa pun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya :) lets fight for innovation budget," tulis akun @achmadzaky.
Menurut Zaky, tujuan dari tweetnya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, Indonesia perlu investasi di riset dan sumber daya manusia kelas tinggi. Bos Bukalapak ini mengatakan jangan sampai Indonesia kalah sama negara-negara lain.