Defisit Transaksi Berjalan Kuartal 4-2018 3,57 Persen dari PDB

Jumat, 8 Februari 2019 16:17 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Gedung Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 25 Januari 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencatat current account defisit atau defisit transaksi berjalan pada kuartal IV 2018 mencapai US$ 9,1 miliar atau 3,57 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan defisit pada triwulan sebelumnya sebesar US$ 8,6 miliar atau 3,28 persen PDB.

Simak: Chatib Basri: Nggak Perlu Takut Punya Defisit Transaksi Berjalan

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati mengatakan peningkatan defisit transaksi berjalan dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang nonmigas. "Hal ini akibat masih tingginya impor sejalan dengan permintaan domestik yang masih kuat di tengah kinerja ekspor yang terbatas," kata Yati saat mengelar konferensi pers di Kantor BI, Jakarta Pusat, Jumat 8 Februari 2019.

Pada kuartal sebelumnya, BI mencatat defisit transaksi berjalan juga melebar menjadi US$ 8,8 miliar atau 3,37 persen terhadap PDB. Pelebaran defisit ini melanjutkan pada kuartal II 2018 yang mencapai sebesar US$ 8 miliar atau 3 persen terhadap PDB.

Adapun, mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2018 ikut mengalami defisit sebesar US$ 4,4 miliar. Angka ini naik dari defisit NPI di kuartal II 2018 yang hanya mencapai US$ 4,3 miliar.

Advertising
Advertising

Yati melanjutkan meskipun pada kuartal keempat defisit neraca transaksi berjalan masih terjadi, kondisinya masih berada dalam batas yang aman. Sebab, angkanya secara keseluruhan sepanjang tahun mencapai US$ 31,1 miliar atau 2,98 persen dari PDB.

Yati juga menjelaskan, defisit terjadi terutama dipengaruhi oleh impor nonmigas yang tinggi, khususnya bahan baku dan barang modal. Kondisi ini merupakan dampak dari kuatnya aktivitas ekonomi dalam negeri, khususnya di tengah kinerja ekspor nonmigas yang terbatas.

"Kenaikan defisit juga didorong oleh peningkatan impor minyak seiring peningkatan rerata harga minyak dunia dan konsumsi BBM domestik," kata Yati.

Di samping itu, defisit transaksi berjalan juga masih terjadi di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi, transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang cukup signifikan sebesar USD25,2 miliar, terutama ditopang aliran masuk modal berjangka panjang. Dengan kondisi tersebut, NPI tahun 2018 mengalami defisit sebesar USD7,1 miliar.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

14 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya