Bappenas: Jika Tak Ada Kebijakan Baru, Ekonomi di Bawah 5 Persen

Jumat, 8 Februari 2019 15:57 WIB

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro melantik Ventje Rahardjo Soedigno menjadi Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Kamis, 3 Desember 2018. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia membutuhkan sesuatu yang baru untuk menggerakkan perekonomian dalam lima tahun ke depan. Sebab, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen dinilai tidak cukup mencapai tujuan pembangunan seperti pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran.

Simak: Alasan Bappenas Sebut Indonesia Mengalami Deindustrialisasi Dini

"Kalau tidak ada kebijakan baru, akan bahaya karena pertumbuhan ekonomi ke depan bisa lebih rendah dari 5 persen," kata Bambang dalam acara peluncuran buku Policies to Support the Development of Indonesia's Manufacturing Sector during 2020-2024 bersama Asian Development Bank (ADB) di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Februari 2019.

Sebelumnya pada Rabu, 6 Februari 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi 2018 mencapai 5,17 persen, jauh lebih rendah dibanding target di APBN yang sebesar 5,4 persen. Tahun 2017, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,07 persen, tak jua mencapai target sebesar 5,2 persen. Sehingga, capaian dua tahun terakhir ini masih jauh dari ambisi Presiden Joko Widodo alias Jokowi saat Pemilu Presiden 2014 yaitu sebesar 7 persen.

Banyak faktor yang menyebabkan ekonomi tumbuh tak sesuai harapan salah satunya ekspor yang hanya tumbuh 6,48 persen, dihimpit oleh impor yang melaju 12,04 persen.

Advertising
Advertising

Sementara Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong juga mengaku kecewa dengan realisasi investasi sepanjang 2018 yang hanya tumbuh 4 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 10 persen.

"Itu salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara total di bawah keinginan kami," kata Thomas.

Lebih lanjut, sesuatu yang baru yang dimaksud Bambang adalah penguatan industri manufaktur atau pengolahan di Indonesia. Selama ini, kata Bambang, ekonomi Indonesia terlalu fokus pada komoditas seperti batu bara dan minyak sawit mentah. Sementara peningkatan kapasitas manufaktur dan tenaga kerja terampil tak banyak menunjukkan progres. Walhasil, ketika harga komoditas anjlok, kata Bambang, Indonesia tak punya lagi bahan bakar untuk menggerakkan ekonominya.

Kondisi ini tercermin dari angka pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia. Sebelum krisis ekonomi 1998, manufaktur tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. Lalu keduanya sama-sama anjlok di tahun 1998. Setelah itu, manufaktur masih tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi hingga 2005 di awal pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah itu, barulah kondisinya berbalik dan manufaktur tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, kata Bambang, pemerintah sudah mulai mempercepat sejumlah kebijakan demi mengisi "bahan bakar" dari sektor manufaktur ini. Pertama yaitu merevitalisasi industri manufaktur dalam negeri hingga memperbanyak tenaga kerja terampil untuk kebutuhan industri. Dari catatan Bappenas, 90,45 persen tenaga kerja di sektor manufaktur Indonesia adalah tenaga kerja dengan kemampuan yang rendah alias low-skilled labor.

Directorate-General of Southeast Asia Department ADB Ramesh Subramaniam juga mengungkapkan bahwa Indonesia harus melakukan diversifkasi terhadap sumber pertumbuhan ekonomi. Ia mencontohkan bagaimana ekspor Indonesia didominasi oleh produk alam uang belum diproses alias mentah. Kalaupun ada ekspor barang manufaktur, kompleksitasnya pun masih rendah dibandingkan produk dari negara-negara maju. "Indonesia harus mengubah ini," kata dia.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

8 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

9 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

12 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

12 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

15 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

17 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

Perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi bergerak cepat dan dinamis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

18 hari lalu

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta jajaran eselon I Kemenkeu.

Baca Selengkapnya

Ekonom Mari Elka Pangestu Sebut Serangan Iran ke Israel Pengaruhi Ekonomi Dunia, termasuk Indonesia

18 hari lalu

Ekonom Mari Elka Pangestu Sebut Serangan Iran ke Israel Pengaruhi Ekonomi Dunia, termasuk Indonesia

Ekonom Mari Elka Pangestu buka suara soal serangan Iran ke Israel yang nantinya bakal berdampak ke perekonomian dunia termasuk Indonesia. Hal itu akan berpengaruh terhadap terjadinya inflasi.

Baca Selengkapnya