Indef Sebut RI Sulit Keluar dari Jebakan Kelas Menengah

Kamis, 7 Februari 2019 19:42 WIB

Pekerja tengah menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu, 9 Januari 2019. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global bakal melambat menjadi 2,9 persen pada tahun 2019. Angka itu turun dibandingkan dari pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 3 persen pada 2018. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Nawir Messi mengatakan untuk lepas dari jebakan middle income trap atau jebakan kelas menengah, pemerintah perlu melakukan perbaikan fundamental. Salah satunya dengan mendorong pertumbuhan jumlah investasi yang masuk untuk bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Baca: Ekonom: Sektor Ritel Terus Tumbuh di Sepanjang 2019

"Saya hitung kalau ingin keluar dari jebakan middle income trap, maka butuh investasi berapa? Pada tingkat pertumbuhan 6 persen misalnya, kita butuhkan lonjakan investasi sekitar 14 persen, kalau 7,5 persen untuk keluar dari perangka kita butuhkan 43 persen," kata Nawir di Jakarta, Kamis 7 Februari 2019.

Badan Pusat Statistik atau BPS sebelumnya mengumumkan bahwa rata-rata pendapatan orang Indonesia mencapai Rp 56 juta atau US$ 3.927 per tahun. Angka ini tercatat naik sebesar 7,92 persen dari 2017 yang mencapai Rp 51,89 juta atau US$ 3.876,8 per tahun. Dengan tingkat rata-rata pendapatan itu, Indonesia bisa dikatakan telah masuk ke dalam negara yang memiliki pendapatan menegah ke atas.

Hal ini didasarkan pada kategori yang dibuat oleh Bank Dunia. Dalam kategori tersebut, sebuah negara bisa dikatakan masuk dalam berpendapatan menengah ke atas jika memiliki pendapatan rata-rata mencapai US$ 3.896 - US$ 12.055 per tahun. Sedangkan untuk negara maju, pendapatan rata-ratanya harus berada di atas US$ 12.056 per tahun.

Dengan asumsi yang sama, kata Nawir, angka pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5 persen itu setidaknya harus dijaga hingga 2030 untuk bisa lepas dari jebakan negara dengan label jebakan kelas menengah. Tentu saja, perkara meningkatkan investasi hingga 43 persen itu bukanlah hal yang mudah.

Advertising
Advertising

Apalagi ditengah kondisi tahun politik dan juga masih melambatnya pertumbuhan investasi saat ini. Badan Koordinasi Penanaman Modal mengumumkan bahwa investasi hanya tumbuh 4 persen sepanjang 2018. Akibatnya target realisasi pencapaian investasi sepanjang 2018 tak mencapai target.

Realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang tahun lalu hanya mencapai Rp 721,3 triliun alias sekitar 94 persen dari target. Apabila dirinci, total realisasi investasi PMDN mencapai Rp 328,6 triliun atau naik 25,3 persen. Sedangkan realisasi investasi PMA adalah sebesar Rp 392,7 triliun, turun 8,8 persen dibandingkan realisasi investasi tahun sebelumyan.

"Karena itu, pertumbuhan investasi yang sampai 43 persen itu sangat berat, dibutuhkan reformasi yang mendasar di sisi supply bukan hanya demand," kata Nawir.

Nawir mengatakan, dengan momentum tahun politik atau pemilihan presiden (Pilpres), siapapun pemimpin politik yang berkuasa tak lagi punya banyak pilihan. Sebab, tingkat investasi merupakan salah satu dari tiga faktor besar yang menopang tingkat pertumbuhan ekonomi domestik. "Saya tidak tahu, siapapun presiden terpilihnya nanti apakah bisa mencapai angka 43 persen ini. Sebab ini memang tugas berat," kata Nawir.


Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

3 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

10 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya