BPS: Pertumbuhan Ekonomi 2018 5,17 Persen, Terbaik Sejak 2014
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Kodrat Setiawan
Rabu, 6 Februari 2019 11:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada 2018 adalah sebesar 5,17 persen. "Ini tren yang bagus, terbaik sejak 2014," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Rabu, 6 Februari 2019.
Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Jadi Andalan Pertumbuhan Ekonomi 2018
Bila melihat tren sejak 2014, angka tersebut memang terbesar. Pada 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5,01 persen, atau lebih rendah daripada 2013 yang sebesar 5,56 persen.
Angka pada 2014 bahkan sempat anjlok setahun setelahnya ke level 4,88 persen pada 2015. Setelah itu, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik menuju 5,03 persen pada 2016 dan 5,07 persen.
Tren pertumbuhan ekonomi terus membaik setelah menjejak 5,07 persen pada 2017 dan mencapai 5,17 pada 2018. "Dalam kondisi global yang tidak tentu arah dan harga komoditas yang fluktuatif, ini menggembirakan," ujar Suhariyanto. Ia berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih baik untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tersebut.
Adapun pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2018 adalah 5,18 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada setahun sebelumnya. Sementara dibandingkan triwulan III 2019 pertumbuhannya -1,69 persen. "Memang pattern-nya selalu begitu untuk triwulanan."
Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Bhima Yudhistira, memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 2018 mencapai 5,15 persen. "Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga," ujar dia kepada Tempo. Bhima menyebut pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan berada di kisaran 5 persen.
Senada dengan Bhima, Ekonom dari Samuel Aset Menejemen Lana Soelistianingsih menyebut konsesus memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,1 persen. "Diantara komponen pembentuk PDB, 3 komponen yaitu konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, dan investasi memberikan efek ekspansi," ujar dia. Sementara itu, net import Indonesia memberi efek kontraksi terhadap pertumbuhan. "Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi 5,08 persen sampai dengan 5,12 persen untuk 2018."