Bos BRI Sebut Pembentukan Holding Perbankan Hampir Rampung

Sabtu, 2 Februari 2019 20:15 WIB

BANK BRI

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Suprajarto berujar pembentukan holding perbankan sudah mencapai tahap akhir. "Kita sudah di ujung sebenarnya, tinggal beberapa hal yang menyangkut regulasi, mungkin dari Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan," ujar dia dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Jumat malam, 1 Februari 2019.

Menurut Suprajarto, Kementerian Badan Usaha Milik Negara merencanakan holding perbankan bisa rampung pada Juli 2019. Untuk itu perseroan masih terus melakukan persiapan. Ia sendiri berharap perusahaan holding itu segera terwujud. Pasalnya, pendirian holding dinilai dapat memberikan manfaat bagi perbankan.

Manfaat yang ia maksud di antaranya adalah terkait persaingan suku bunga, serta pengelolaan teknologi. Selain itu, Suprajarto mengatkan manfaat lainnya datang bila sekiranya perseroan membutuhkan pendanaan dari luar negeri. "Ini akan mempermudah, teknologi juga akan lebih efisien, kami berharap ini segera terwujud."

Rabu lalu, Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan keinginannya menyelesaikan holding BUMN di enam sektor pada 2019. Ia mengatakan, keenamnya adalah holding perumahan, infrastruktur, asuransi, keuangan, pelabuhan dan industri strategis.

"Yang saya target terus terang holding infrastruktur dan perumahan pada Februari. Selanjutnya asuransi, keuangan, pelabuhan, sama industri strategis," kata Rini ditemui usai menjadi pembicara dalam Mandiri Investment Forum 2019, di Fairmont Hotel.

Dari seluruh holding tersebut, ia memiliki targetkan penyelesaian yang berbeda-beda. Misalnya, untuk holding perbankan berharap pada Mei bisa terbentuk. Sedangkan holding industri strategis seperti PT Pindad, PT PAL yang membangun untuk kepentingan pertahanan nasional dipatok maksimal April.

Kendati demikian, Rini menjelaskan pembentukan holding tersebut bukan perkara mudah. Dia berambisi enam holding tersebut bisa selesai tahun ini. Sebab, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari pembentukan holding. "Tadi yang saya katakan, dibentuknya holding company itu selalu buat efisiensi dalam menurunkan cost karena tadi saya katakan seringkali jadi double cost," kata Rini.

Mantan Direktur Astra ini mencontohkan, perusahaan tambang PT Bukit Asam ataupun PT Antam biasanya memiliki open bid untuk nikel atau batu bara. Keduanya juga membutuhkan perlengkapan alat berat lalu masing-masing membeli alat.

Dengan adanya holding pembelian tersebut bisa diganti dengan saling tukar. Selain itu, menurut Rini Soemarno, dengan holding tersebut bisa menjaga perusahaan bisa dikelola dengan baik. Baik secara profesional dan transparan, karena holding memang ditangani oleh pelaku profesional bukan birokrat.

Berita terkait

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

7 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

16 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

16 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

18 hari lalu

Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

Bank Islam terbesar di Abu Dhabi ADIB dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham minoritas senilai sekitar $1,1 miliar di BSI.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

19 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya