BI: Enggak Usah Gundah Gulana Soal Defisit Transaksi Berjalan

Kamis, 31 Januari 2019 05:00 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Gedung Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 25 Januari 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meminta semua pihak tak memusingkan besar defisit neraca transaksi berjalan yang mendera Indonesia. Yang penting, pemerintah bisa menjaga arus modal agar terus masuk ke dalam negeri.

Simak: Sri Mulyani: Defisit Transaksi Berjalan Bukan Dosa

"Kalau CAD kita masih sekitar 3 persen, it's okay, enggak usah bingung, enggak usah gundah gulana," ujar Perry di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019. Pada triwulan IV 2018 contohnya, ujar dia, transaksi modal Indonesia mengalami surplus. Imbasnya, nilai tukar pun membaik ke level Rp 14.000-an per dolar AS, setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp 15.000 per dolar AS.

Saat ini, Perry menilai kurs rupiah masih undervalue dan masih akan terus membaik seiring dengan baiknya sisi fundamental perekonomian Indonesia. "Ekonomi Indonesia tumbuhnya lebih tinggi, inflasi terkendali, suku bunga luar negeri naiknya juga enggak bakal lebih tinggi."

Selain itu, persoalan nilai tukar rupiah juga berkaitan dengan neraca pembayaran. Perry mengatakan neraca pembayaran pada kuartal empat 2018 bakal surplus US$ 5 miliar. Angka ini tercatat berbalik positif setelah sebelumnya mengalami defisit pada kuartal ketiga dan kedua.

Advertising
Advertising

Kalaupun belakangan nilai tukar terlihat naik turun, menurut Perry, lbih banyak disebabkan oleh faktor technical. Maksudnya adalah kondisi yang disebabkan oleh pemberitaan yang beredar setiap harinya. Namun, dia mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi itu.

"Yang penting trennya harus membaik dan policy rensponsnya konsisten, kredibel dan bersinergi, selain itu menyampaikan dengan komunikasi secara baik," ujar Perry.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit neraca transaksi berjalan bukan merupakan suatu dosa, asalkan dapat terkelola dengan baik untuk mendukung kinerja perekonomian.

"Defisit transaksi berjalan bukan suatu dosa, tapi memang ada konsekuensi kalau kondisi global tidak mendukung," kata Sri Mulyani dalam acara forum investasi di Jakarta.

CAESAR AKBAR | ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

10 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya