Tanggapi Kritik Prabowo, JK: Pemerintahan Soeharto juga Berutang

Selasa, 29 Januari 2019 16:17 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyaksikan debat Pilpres di rumahnya di Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019. Tempo/Vindry Florentin

TEMPO.CO, Jakarta - Usul calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto agar nama Menteri Keuangan diganti menjadi Menteri Pencetak Utang ditanggapi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK.

Baca: Prabowo Sebut Menkeu Pencetak Utang, Kemenkeu: Jangan Menyesatkan

JK menjelaskan tugas menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai bendahara negara tidak hanya menerima pajak, tapi juga mengeluarkan pendapatan. Pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan itu yang pada akhirnya menimbulkan defisit.

Untuk menutupi defisit tersebut, kata JK, pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengambil utang. Selain itu, pemerintah butuh utang untuk berinvestasi, sama seperti yang dilakukan perusahaan yang ingin berkembang.

Setiap negara, menurut JK, tak bisa menghindari utang. Jepang dan Amerika sebagai negara maju pun berutang. Amerika melakukannya dengan mencetak uang, sementara Jepang berutang pada lembaga-lembaga di negaranya, salah satunya lembaga pensiun.

Advertising
Advertising

Namun yang terpenting, kata JK, bukan besarnya jumlah utang. "Yang penting ialah dapat dibayar atau tidak."

Bahkan, JK mengatakan, Indonesia sejak pemerintahan Presiden Soeharto hingga saat ini selalu mampu membayar utangnya. Pemerintah mengandalkan penerimaannya, salah satunya dari pajak yang terus meningkat. "Buktinya kan tidak ada utang kita yang jatuh tempo yang tidak kita bayar," ujarnya.

Prabowo Subianto sebelumnya menyebut menteri keuangan saat ini gemar dan bangga mencetak utang hingga nilainya bertambah besar. Untuk itu dia menilai Menteri Keuangan lebih baik disebut Menteri Pencetak Utang.

"Utang menumpuk terus, kalau menurut saya jangan disebut lagi lah ada Menteri Keuangan, mungkin Menteri Pencetak Utang," kata dia di acara Deklarasi Nasional Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia untuk Pemenangan Prabowo-Sandi di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Timur, Sabtu, 26 Januari 2019.

Kementerian Keuangan merasa tersinggung dengan ucapan Prabowo tersebut. "Sangat menciderai perasaan kami yang bekerja di Kementerian Keuangan," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti melalui pesan tertulis kepada Tempo, Ahad, 27 Januari 2019.

Nufransa mengatakan, Kementerian Keuangan adalah institusi negara yang penamaan, tugas, dan fungsinya diatur oleh Undang-Undang. Siapapun tidak sepantasnya melakukan penghinaan atau mengolok-ngolok nama institusi tersebut. "Apalagi seorang calon presiden."

Baca: Prabowo Sebut Indonesia Setingkat Haiti, Sri Mulyani: Adoh!

Menurut Nufransa, pengelolaan utang sejatinya diatur dalam Undang-undang dan pengajuannya harus melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, serta dibahas secara mendalam dan teliti. Bahkan, utang adalah bagian dari pembiayaan yang merupakan bagian dari kebijakan fiskal atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Adapun kebijakan fiskal dan APBN adalah alat untuk memakmurkan rakyat dan mencapai tujuan bernegara.

Simak berita lainnya terkait Prabowo di Tempo.co.

Berita terkait

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

48 menit lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

1 jam lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

2 jam lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

4 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

5 jam lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

6 jam lalu

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

8 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

9 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

10 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya