BI NTB Kembangkan Klaster Produsen Kopi Tepal Sumbawa

Jumat, 25 Januari 2019 16:28 WIB

Jumaira memilah biji kopi di desa Gombengsari, Banyuwangi, 22 Juni 2018. Sahnawi, pemilik merek kopi Kahyangan dalam menjalankan produksinya turut dibantu ibunya, Jumaira, yang berumur 100 tahun, serta anaknya Rizki. Mereka meneruskan tradisi pembuatan kopi yang menghasilkan kopi bercita rasa tersendiri. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Mataram - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat (KPw BI NTB) menambah binaannya melakukan pengembangan klaster kopi di Desa Tepal Kecamatan Batulanteh Kabupaten Sumbawa. di Kabupaten Sumbawa. Pembinaan ini sebagai bagian dari pengembangan ekonomi lokal atau Local Economic Development (LED) demi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sebelumnya BI NTB juga membina klaster ternak sapi.

Pemilihan lokasi Tepal tersebut didasarkan pertimbangan beberapa hal, di antaranya terkait letak desa yang berada di ketinggian 800-1.100 Mdpl sehingga sangat cocok untuk budidaya tanaman kopi. ''Selain itu, kopi yang dihasilkan di Desa Tepal termasuk kategori specialty coffee, sehingga memiliki potensi tinggi untuk menembus pasar ekspor,'' kata Kepala KPw BI NTB Achris Sarwani, Jum'at 25 Januari 2019.

Luas wilayah Desa Terpal adalah 9.885 meter persegi yang terdiri dari tiga dusun. Jumlah penduduk di desa tersebut adalah 1.873 jiwa terdiri dari 972 laki laki dan 901 perempuan. Mata pencaharian pokok penduduk adalah kopi, kemiri, padi gogo dan jahe merah yang baru berkembang setahun terakhir. Di sana, luas areal kopi Robusta 723 hektar (ha), kopi Arabika 530 ha. Setiap tahunnya produksi Robusta 450 ton dan Arabika 20 ton.

Praktisi kopi Lombok dan Sumbawa Qwadru Wicaksono mengatakan perlunya pendekatan turun langsung untuk mendampingi petani dalam memberikan arahan dan pembinaan. ''Agar petani dapat meningkatkan kapasitasnya dalam pengelolaan potensi kopi mereka agar benar benar bisa menjadi kopi yang bermutu tinggi atau specialty,'' ujarnya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya Qwadru Wicaksono sudah mendatangi sentra kopi Sajang di Sembalun, Karang Sidemen Batukliang Lombok Tengah, Bornong Lombok Timur, Beriri Jarak Lombok Timur dan bertemu komunitas kopi di pulau Sumbawa. Termasuk ke sentra kopi di Desa Pancasila di Kabupaten Dompu dan bertemu dengan petani di perkebunan kopi peninggalan jaman Belanda Oi Bura Kabupaten Bima.

Menurut Kepala KPw BI NTB Achris Sarwani, pengembangan klaster kopi ini memiliki ruang lingkup dalam melakukan pendampingan yaitu melalui pemberian bantuan teknis seperti pelatihan peningkatan kapasitas UMKM, penguatan lembaga, studi banding, dan lain-lain. Ruang lingkup lainnya mencakup bantuan sarana prasarana melalui sinergi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

Program pengembangan klaster yang dilakukan KPwBi Provinsi NTB terbagi menjadi tiga jenis yaitu klaster ketahanan pangan yang bertujuan untuk pengendalian inflasi komponen bergejolak. Klaster Local Economic Development (LED) yang bertujuan untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan daerah, dan klaster berbasis pariwisata yang mendukung pengembangan sektor pariwisata.

Pada program tersebut KPw BI NTB memberikan bantuan teknis antara lain berupa pelatihan, studi banding, penguatan kelembagaan serta bantuan sarana prasarana. Di tahun 2018, jumlah klaster ketahanan pangan yang dibina berjumlah lima klaster, antara lain Klaster Bawang Putih di Lombok Timur, Klaster Sapi di Sumbawa, Klaster Sapi di Lombok Utara, Klaster Cabe di Lombok Timur, Klaster Padi di Lombok Tengah.

Sedangkan, jumlah klaster LED yang dibina berjumlah dua klaster, antara lain Klaster Gula Aren di Lombok Barat dan Klaster Kopi di Sumbawa. Terakhir, klaster berbasis pariwisata yaitu klaster tenun Pringgasela di Lombok Timur.

BI NTB melakukan binaan tersebut bertujuan menumbuhkan dan menciptakan pusat-pusat aktivitas ekonomi baru, seperti produksi kopi, yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat. Program ini juga merupakan bagian dari upaya pencapaian tugas pokok Bank Indonesia, yakni stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran. Pengembangan LED di Provinsi NTB difokuskan kepada UMKM sektor ekonomi unggulan, sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru di luar sektor tambang, yaitu pariwisata, salah satunya adalah ecotourism.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

10 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

1 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

1 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya